Senin, 14 Januari 2013

PANDUAN PEMBUATAN BENDEL BANTARA (SMALA)


KODE KEHORMATAN
Kode kehormatan adalah suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam
kehidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan
ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota Gerakan
Pramuka.
Kode kehormatan di kalangan Gerakan Pramuka, terdiri dari 2
macam kode, yaitu:
1. Janji (satya) yang berupa Trisatya (Scout Promise) untuk Penggalang keatas,
untuk golongan siaga Dwisatya.
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah :
janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan
janji;
titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat lingkungannya.
The Scout Promise
On my honour I promise that I will do my best
To do my duty to God and the King (or to God and my Country);
To help other people at all times;
To obey the Scout Law.
TRISATYA (Untuk golongan Penegak keatas, untuk golongan
penggalang kata “ikut serta …” diganti “mempersiapkan diri….”)
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
3. menepati dasadarma
Di dalam Trisatya terdapat 6 kewajiban yaitu:
1. Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Kewajiban terhadap Pancasila
4. Kewajiban terhadapsesama hidup
5. Kewajiban terhadap masyarakat
6. Kewajiban terhadap Dasadarma
2. Ketentuan moral (janji) berupa dasadarma (Scout Law) untuk Penggalang keatas,
untuk golongan siaga Dwidarma.
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma
adalah :alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi
pekerti luhur.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
28
upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong peserta didik menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan
menjadi anggota.
landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong
royong;
kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun
dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota,
pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
The Scout Law
1. A Scout’s honour is to be trusted.
2. A Scout is loyal.
3. A Scout’s duty is to be useful and to help others.
4. A Scout is a friend to all and a brother to every other Scout.
5. A Scout is courteous.
6. A Scout is a friend to animals.
7. A Scout obeys orders of his parents, Patrol Leader or Scoutmaster without
question.
8. A Scout smiles and whistles under all difficulties.
9. A Scout is thrifty.
10. A Scout is clean in thought, word and deed
DASADARMA (SK Kwarnas no 36/ KN/79)
Pramuka itu:
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.
Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap
Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan
bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan
dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di
dalam Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku
ataupun sikapnya,
Atau dengan kaata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang
ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah.
Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan,
tetapi penekan
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
29
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
Kode Kehormatan dilaksanakan dengan :
Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing
Membina kesadaran berbangsa dan bernegara
Mengenal , memelihara, dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya
Memiliki sikap kebersamaan , tidak mementingkan diri sendiri , baik dalam
lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat , membina
persaudaraan dengan pramuka sedunia
Hidup secara sehat jasmani dan rohani
Belajar mendengar , menghargai dan menerima pendapat / gagasan orang lain
, membina sikap mawas diri , bersikap terbuka , mematuhi kesepakatan dan
memperhatikan kepentingan bersama , mengutamakan kesatuan dan
persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah laku
sopan , ramah dan sabar
Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan
bakti maupun social , membina ketabahn dan kesabaran dalam menghadapi
/mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenail sikap putus asa
Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan sebagai upaya
persiapan pribadi menghadapi masa depan , berupaya melatih ketrampilan dan
pengetahuan sesuai kemampuanya , riang gembira dalam menjalankan tugas
dan menghadapi kesulitan maupun tantangan
Bertindak dan hidup secara hemat , serasi dan tidak berlebihan , teliti ,
waspada dan tidak melakukan hal yang mubadzir dengan membiasakan hidup
secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi
berbagai tantangan yang dihadapi
Mengendalikan dan mengatur diri , berani menghadapi tantangan dan
kenyataan , berani dalam kebenaran , berani mengakui kesalahan , memegang
teguh prinsip dan tatanan yang benar , taat terhadap aturan dan kesepakatan
Membiasakan diri menepati janji , memenuhi aturan dan ketentuan yang
berlaku , kesediaan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan dan
perbuatan , bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi
Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat gagasan
dan menyelesaikan permasalahan , berhati – hati dalam bertindak , bersikap
dan berbicara.

BODEN POWEL
Robert Stephenson Smith Baden Powel
22 Februari 1857- 8 Januari 1941
“Scouting is not a science to be solemny studied, not is it a collection
of doctrine and texts. NO! it is a jolly game in the out of doors,
where boy-men and boy can go adventuring together as leader and
younger brothers, picking up health and happiness, handicraft and
helpfulness.” Lord Boden Powel of Gilwell
Artinya :
“Kepanduan/ kepramukaan bukan suatu ilmu yang harus
dipelajari secara tekun, bukan pula suatu kumpulan dari ajaran ajaran
dan naskah-naskah. Bukan! Itu adalah suatu permainan
yang menyenangkan di alam terbuka,dimana orang dewasa dan
anak-anak pergi bersama-sama. Mengadakan pengembaraan
seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan,
keterampilan dan kesediaan memberikan pertolongan”
Tanggal 22 Februari 1857 lahirlah seorang bayi dari
pasangan suami istri Domine H.G. Baden Powell dan W.T.
Smith di London Inggris yang diberi nama baden Powell.
Belum lagi bayi itu genap berumur lima tahun, ayahnya
meninggal. Sering kali keluarga itu mengalami kesukarankesukaran,
tetapi berkat cinta kasih seorang ibu kepada
anaknya dan cinta kasih anak-anak terhadap ibunya, segala
kesulitan dapat diatasi. Jiwa dan watak Baden Powell
terbentuk oleh tangan lembut ibunya dan tempaan
pangalaman petualangan dengan saudara laki-lakinya.
Tahun 1870 Baden Poweel masuk Charterhouse School di London dengan
bea siswa. Ia bukan pelajar yang luar biasa, tetapi ia adalah seorang yang giat. Ia
selalu menjadi pusat perhatian dalam setiap kesempatan karena bakatnya yang luar
biasa dalam bidang sandiwara, mengarang, menggambar, musik dan olah raga
khususnya sepakbola. Bahkan ia menjadi kiper andalan sekolahnya. Baden Powell
selalu gembira dan lucu sehingga disenangi teman-temannya.
Setamatnya dari Charterhouse Baden Powell melanjutkan pendidikannya pada
akademi militer di Sandhurst. Ia berpendapat bahwa menjadi militer merupakan
jembatan untuk dapat mengelilingi dunia. Dan ini memang menjadi kenyataan setelah
ia banyak ditugaskan ke garis depan tentara Inggris baik di India (sebagai pembantu
letnan), di Afganistan, di Afrika Selatan maupun di tempat yang lainnya. Berkat
kemampuannya dia mendapat simpati dan penghargaan, baik dari kawan maupun
lawannya. Salah satu julukan Baden Powell adalah IMPESSA atau serigala yang tak
pernah tidur.
Pengalaman tempur yang sangat menggemparkan terjadi di Mafeking di
tengah benua Afrika yang masih ganas. Ketika perselisihan memuncak dia dikirimkan
kesana untuk membebaskan rekannya yang terkepung. Pasukan Baden Powell
berhasil masuk dengan menerobos. Namun yang terjadi justru mereka terkepung
sehingga tak ada jalan untuk memberikan subsidi makanan bagi mereka. Dengan
kemampuannya dan jiwanya yang besar Baden Powell banyak memberi bantuan baik
lewat kata-kata penghiburnya, pembawaanya yang selalu senang, ataupun lewat
kemampuannya mempertahankan hidup di dalam pengepungan itu. Dan ketika
Mafeking telah dapat direbut, terjadilah perayaan yang begitu menggemparkan negri
Inggris. Nama Baden Powell pun menjadi harum. Dia telah menjadi Pahlawan
negrinya
Sepulang dari negri Afrika, ia mengarang sebuah buku untuk tuntunan para
tentara yang diberi judul AIDS TO SCOUTING atau pedoman untuk memandu. Buku
ini kemudian menjadi buku bacaan di sekolah-sekolah laki-laki. Berhasilnya buku ini
menumbuhkan kesadarannya tentang pentingnya sebuah buku yang khusus
diperuntukkan bagi anak-anak. Setelah tahun 1907 ia mengadakan perkemahan pandu
yang pertama, pada tahun 1908 dia mengarang buku Scouting For Boys secara
berkala tiga bulanan. Buku ini pun kemudian menyebar ke seluruh pelosok tidak saja di
Inggris tetapi juga diluar Inggris.
Setelah kepanduan berkembang dengan pesat di dunia, dia menyadari bahwa
sangat tepat jika dia mengkhususkan diri dalam bidang kepanduan. Oleh sebab itu dia
meletakkan jabatannya sebagai tentara dengan pangkat terakhir letnan jendral dan ia
memasuki kehidupannya yang kedua seperti yang ia sebutkan. Pada tahun 1912 ia
mengadakan perjalanan keliling dunia menemui pandu di seluruh dunia, dan pada
tahun 1924 diadakan jambore pandu sedunia yang pertama di Denmark. Pada acara
malam terakhir pertemuan itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu se-
Dunia.
Setelah mencapai usia 80 tahun kesehatannya mulai menurun. Ia rindu akan
Afrika. Kemudian ia mengajak istrinya ke Kenya Afrika untuk bertempat tinggal di
sana. Disanalah Baden Powell mengakhiri hidupnya yaitu pada tanggal 8 Januari
1941 sebulan lebih sedikit sebelum ulang tahunnya yang ke-84.
Memang kerinduannya akan Afrika lagi sangat besar.
“Sebelum aku mati, aku ingin melihat Afrika lagi”, kata Baden Powell. Istrinya,
Olave St. Clair Soames menjawab, “Aku akan membawamu ke sana”.
Ia telah meninggal dengan penuh damai dalam hatinya. Tubuhnya terbaring di tengah
kicau burung yang meloncat dari dahan ke dahan, seakan-akan mengucapkan selamat
jalan pada Baden Powell.
Ia kini telah tiada tetapi benih kepanduan yang ditaburkannya telah tersebar ke
seluruh pelosok dunia.

PESAN BADEN POWELL

Pandu – pandu yang tercinta, *)
Jika kalian pernah melihat sandiwara “Peter Pan”, maka kalian akan
mengetahui apa sebabnya para perompak laut selalu meninggalkan surat
wasiat sebelum dia meninggal. Ini disebabkan karena mereka takut tak sempat
mengeluarkan isi hatinya jika saat menutup mata tiba. Demikian pulalah aku.
Walau waktu ini aku belum meninggal, namun hal itu pada suatu saat akan tiba
juga bagiku. Oleh karena itu, aku ingin menyampaikan pesan sekedar kata
perpisahan untuk minta diri. Ingatlah ini, merupakan pesanku yang terakhir.
Oleh karena itu aku ingin kalian merenungkannya.
Hidupku sangat berbahagia, mudah – mudahan kalian juga merasakan
kebahagian itu dalam hidupmu. Saya yakin, Tuhan menciptakan kita dalam
dunia yang indah ini untuk hidup bergembira dan berbahagia. Kebahagiaan
tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari pangkat yang mnguntungkan
atau dari kesenangan pribadi. Jalan kearah hidup berbahagia ialah
menjadikan dirimu lahir dan batin selalu sehat dan kuat ketika masih kanak –
kanak, sehingga kalian dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati
hidup jika nanti telah dewasa.
Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam dirimu, bahwa
betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang telah diciptakan Tuhan
untuk kita nikmati. Oleh karena itu lebih baik kita mencari kebagusannya
dari pada kejelekannya. Jalan ke arah bahagia adalah membahagiakan
orang lain. Usahakanlah andaikata kalian meninggalkan dunia ini, dalam
keadaan lebih bagus dari waktu kalian masih hidup.
Dan bila tiba giliran kalian untuk meninggalkan dunia ini, maka kalian akan
meninggalkannya dengan rasa puas; karena kalian tidak menyia-nyiakan
dirimu, tetapi telah mempergunakannya sebaik – baiknya. Bersiaplah untuk
hidup dan mati dengan bahagia. Resapkanlah hal itu dalam “Janji Pandu”,
meskipun saat nanti kalian bukanlah anak – anak lagi,- dan Tuhan akan
melimpahkan pertolongan kepada kalian dalam setiap usaha.
Kawan kalian,
BADEN POWELL
*) Surat ini ditemukan dalam berkas surat milik Baden Powell setelah dia lama
meninggal. Mungkin surat ini ditulis jauh sebelum dia meninggal.
Terjemahannya diusahakan sesuai dengan aslinya.
Sejarah Kepanduan Sedunia

Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk
acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat
buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris
dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan
yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan
organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan
oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak
serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman
kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh
induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun
1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini
menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh
sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang
pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang
pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell
diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of
The World).
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
5
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau
mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di
London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa
Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturutturut
oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada)
yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy
sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica,
Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di
London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
SEJARAH GERAKAN PRAMUKA

AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA

Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam
pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan
kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak
adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi
yang Bhinneka.
Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders
Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir
besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders
Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse
Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di
atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti
nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo;
Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi
"Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe
Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale
Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan
terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari
Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah
Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu
Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia
(BPPKI) pada bulan April 1938.
Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas
utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat
dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan
(PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang
bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII),
Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik
Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini
mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang
kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat
PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Bala Tentara Dai Nippon

"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa
Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan
Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang
berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu,
semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.

Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan
berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan
Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi
kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan
Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta
dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap
pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui
sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan
pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman
gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto
menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada
negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang
berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera
Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian
juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode
perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu
inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22
Januari 1950.
Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan
kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing
dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya
organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab.
tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat
Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor
93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.
Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No.
2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di
Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan
Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi
puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah
bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke
Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan
Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955,
Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan
seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup
kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang
ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan November 1958, Pemerintah RI, dalam
hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik
"Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI
menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di
Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo
mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.
Buku Materi Pramuka Penegak

Bapak Pramuka Indonesia
SIAPAKAH BELIAU ?
Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April
1912 - Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja
Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau
juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau
juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat
sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961 - 1974)
Biografi
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912,
HamengkubuwonoIX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng
Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh
pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-
an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda (”SultanHenkie”).
Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940
dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan HamengkubuwonoSenopati
Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo”. Beliau
merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan
Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi
Yogyakarta dengan predikat “Istimewa”. Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat
menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966
adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.
Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya
pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan
kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah
karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut
pada KKN.
Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre,
Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri
KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA DI INDONESIA

Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar
belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan,
kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah
perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu
tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS
Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional
Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan
bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui
rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan
supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah
Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan
aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu
yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri
Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah
perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961
tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka
dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden
itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961
tanggal 11 April 1961 tentang Panitia
Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota
Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh,
Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri
Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238
Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka Kelahiran

Lahirnya Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili
organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana
Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,
tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi
anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola
Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari
Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan
merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas
meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga
Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka
untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan
Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal
14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan
Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh
karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan
anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis
Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45,
yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang
dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961,
tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70
anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota
Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen
TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal
14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia.
Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti
dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di
Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji
Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan
kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile
dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI
PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

SEKILAS GERAKAN PRAMUKA

Pengertian Kepramukaan

Kepramukaan pada hakekatnya adalah :
Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan
pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;
Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan
pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Sifat Kepramukaan

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark,
maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu
negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini
harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara
sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama,
golongan, tingkat, suku dan bangsa.
Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk
mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya
selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Fungsi Kepramukaan

Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai :
Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung
pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi
bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan,
dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian
tujuan organisasi.
Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan
organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala
dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

Istilah Gerakan Pramuka dan Pramuka

Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia.
Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam organisasi kepramukaan
seperti Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia, Hizbul Waton dan lain-lain.
Sekarang hanya satu organisasi yang disebut Gerakan Pramuka.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7 sampai
dengan 25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain
Buku Materi Pramuka Penegak
yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pleatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis
Pembimbing.
Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda karana, yaitu rakyat muda yang
suka berkarya.

Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar supaya :
Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta :
tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
kuat dan sehat fisiknya.
Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan
berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan
negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang
dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapain tujuan
tersebut.

Tugas Pokok

Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi
anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat
membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta
mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu
memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.
Gerakan Pramuka berkewajiban melaksanakan Eka Prasetya Pancakarsa.
Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan
Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional
bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang
merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam iktu membantu
pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala
peraturan perundang-undangannya.
Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk
tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan
Pramuka harus memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan
masyarakat, termasuk orang tua Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada
satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang
diharapkan orang tua Pramuka dan masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip Dasar dan
Metode Kepramukaan, sistim among dan berbagai metoda penyajian lainnya. Para
Pramuka mendapat pembinaan dalam satuan-gerak sesuai dengan usia dan bidang
kegiatannya dengan memgikuti ketentuan pada Syarat Kecakapan Umum, Syarat
Lecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda.
Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan kepramukaan itu ialah :
kuat keyakinan beragamanya.
tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila.
sehat, segar dan kuat jasmaninya.
cerdas, segar dan kuat jasmaninya.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
berpengetahuan luas dan dalam.
berjiwa kepemimpinandan patriot.
berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan.
berpengalaman banyak.

Kiasan dasar

Kiasan dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang
disanjung dan didambakan. Yang menjadi kiasan dasar Gerakan Pramuka adalah romantika
perjuangan besar bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka kiasan ini mengambil hal-hal yang
ada hubungannya dengan perjuangan bangsa. Baik pada masa lalu, maupun perjuangan
pembangunan pada masa sekarang.
Berhubung dengan kiasan itu, maka kata-kata penting dalam urut-urutan perjuangan bangsa
Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang dipergunakan istilah-istilah di dalam Gerakan
Pramuka, yaitu anak didik yang umur 7 - 10 tahun disebut Siaga, yang umur 11 - 15 tahun
disebut Penggalang, yang umur 16 - 20 tahun disebut Penegak dan umur 21 - 25 tahun disebut
Pandega. Orang dewasa yang memimpin Pramuka disebut Pembina, anggota Kwartir disebut
Andalan.
Sesuai dengan tingkat kecakapan yang dicapai oleh seorang Pramuka, maka istilah-istilah
tersebut di atas ditambah istilah belakang : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata, Penggalang
Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, Penegak Bantara, Penegak Laksana (tentang
Pandega hanya ada satu tingkat).
Satuan kecil untuk Siaga disebut Barung (tempat penjaga ramuan bangunan). Satuan yang
terdiri dari beberapa Barung disebut Perindukan (tempat dimana anak cucu berkumpul). Satuan
untuk Penggalang disebut Regu (gardu, pangkalan untuk meronda). Satuan yang terdiri dari
beberapa regu disebut Pasukan, (tempat suku berkumpul. Satuan kecil untuk Penegak disebut
Sangga (rumah kecil untuk orang yang bertanggung jawab menggarap sawah/ladang). Satuan
kecil untuk Pandega disebut Racana (pondasi, alas tiang, umpak atap). Satu perindukan Siaga,
satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan Penegak dan satu Racana Pandega, bersama
merupakan satu Gugusdepan (kombinasi satuan-satuan yang bertugas di depan, terdepan,
yang langsung menghadapi tantangan).

Prinsip Dasar dan Metodik Kepramukaan

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan
kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu pendidikan kepramukaan telah menyusun prinsip-Prinsip Dasar
dan Metode Kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi muda melalui
pendidikan kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja
sehari-hari.
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian
dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepramukaan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan ialah :

Prinsip Dasar

Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
peduli terhadap diri pribadinya;
taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka,
ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri
pribadinya, bagi pesertadidik dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan
pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian,
tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat.
Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka, baik sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari
bahwa diri pribadinya :
mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang
dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan mahkluk lain
yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang
telah diberi derajat yang lebih mulia dari mahkluk lainnya. Dalam kehidupan bersama
didasari oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang
berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup
bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan
damai.
memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh
persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang/ memberikan
kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya. Karena itu manusia wajib peduli terhadap
lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan
hidup yang baik.
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
belajar sambil melakukan;
sistem berkelompok;
kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
kegiatan di alam terbuka;
sistem tanda kecakapan;
sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
sistem among.
Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.
Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur yang merupakan
subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang
spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

(SK KWARNAS GERAKAN PRAMUKA NO. 06/KN/72 TAHUN 1972)
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar Silhouette tunas
kelapa. Diciptakan oleh Kak Sunaryo Atmodipuro, seorang Andalan
Nasional Yang pernah aktif bekerja di Departement Pertanian.
Diatur dalam Surat Keputusan Kwarnas No. 06/ KN/ 72 yang
dikeluarkan tanggal 31 Januari 1972
Lambang Gerakan Pramuka Mempunyai Beberapa Makna Kiasan,
Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka adalah:
Satu : Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal
di Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan
generasi baru.
Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap
Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
Dua : Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun
djuga.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang
yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya
dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh
segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa
Indonesia.
Tiga : Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya dayaupayanya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan
diri dalam masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang
bagaimanapun juga.
Empat :Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon
yang tertinggi di Indonesia.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita
yang tinggi dan lurus yakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak
mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
Lima : Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan
bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang
kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan
nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat
diri guna mencapai cita-citanja.
Enam : Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna
dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air,
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Penggunaan Lambang

Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir
dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka. Penggunaan tersebut
dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan kegiatan
gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka
tersebut.

Bendera Gerakan Pramuka

Ukuran untuk tingkat :

Nasional : 200 x 300 cm
Daerah : 150 x 225 cm
Cabang : 90 x 135 cm
Ranting : 60 x 90 cm
Gugus Depan : 60 x 90 cm
Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan beukuran tiga banding
dua, berwarna dasar putih, ditengah-tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka
berwarna merah.
Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran lebar 1/10 dari
lebar bendera. Letaknya 1/10 dari lebar bendera, dari sisi atas dan sisi bawah.
Pada bagian pinggiran tempat tali bendera terdapat jalur merah sepanjang lebar
bendera dengan ukuran lebarnya 1/8 dari panjang bendera, dengan tulisan a. untuk
nama Kwartir, b. untuk nama gugus depan dan nomor gugus depan.
SALAM PRAMUKA
Salam adalah suatu tanda antara orang-orang yang terhormat.
Dapat memberikan salam kepada orang lain merupakan suatu
kehormatan yang istimewa. Salam pramuka adalah salam yang
ditujukan kepada anggota lain dengan tujuan :
1. Memberikan Penghormatan.
2. mendekatkan tali Persaudaraan.
3. silaturahmi
jenis- jenis salam ada 3, yaitu:
1. salam janji
adalah salam yang dilakukan sebagai tanda penghormatan sewaktu mendengar
Trisatya saat dibacakan (saat Pelatikan/ ulang janji)
cara melakukan:
a. apabila yang mendengar adalah orang yang sedang diambil janjinya (dilatik)
mengucapkan Trisatya dan berada di ujung kanan depan maka tangan kanan
memegang bendera merah putih kemudian menciumnya, tangan kiri
memegang hasduk/ setangan leher dan ditaruh di dada kiri (dekat letak
jantung).
b. apabila yang mendengar adalah orang yang sedang diambil janjinya (dilatik)
mengucapkan Trisatya dan berada selain di ujung kanan depan maka tangan
kanan memegang pundak teman yang terdekat dan tangan kiri memegang
hasduk ditaruh di dada kiri.
c. apabila yang mendengar adalah bukan orang yang sedang
diambil janjinya (dilatik) maka sikapnya seperti orang yang
sedang melakukan penghormatan.
2. salam hormat
adalah salam yang dilakukan sebagai penghormatan apabila
bertemu orang yang dihormati, bendera kebangsaan, mendengar
lagu Indonesia Raya, penghormatan terhadap jenazah yang akan
dimakamkan.
3. salam biasa
adalah salam yang dilakukan untuk menghormati anggota pramuka lainnya.
Manfaat Salam:
1. Menghormati bagi pemberi dan penerima salam
2. Mendoakan keselamatan baik dari/ bagi pemberi salam
3. Mengingatkan kita agar tetap disiplin
4. Membina serta mempererat rasa kekeluargaan serta kebersamaan.
5. Menunjukkan adat / tata karma / budi pekerti
TANDA PENGENAL DAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS

a. Tanda anggota Gerakan Pramuka berlaku juga sebagai Tanda Anggota Saka.
b. Tanda Saka adalah tanda pengenal masing-masing Saka; berbentuk segi lima sama sisi,
dengan ukuran tiap sisi 5 cm, bergambar sesuai dengan jenis Sakanya. Tanda Saka
ditempatkan pada lengan baju sebelah kiri.
c. Tanda Krida adalah tanda pengenal satuan terkecil dalam saka yang mendalami
keterampila tertentu. Bentuk Tanda krida diatur dalam petunjuk pelaksanaan masingmasing
Saka, dengan ketentuan panjang maksimum sisi mendatar dan sisi tegak
masing-masing 4 cm. Tanda Krida ditempatkan pada lengan baju sebelah kiri dibawah
Tanda Saka
d. Pakaian Seragam anggota Gerakan Pramuka berlaku juga sebagai Pakaian Seragam
anggota Saka.
Tanda Kecakapan Khusus
a. Pimpinan Saka dapat mengusulkan pengadaan Syarat dan Tanda Kecakapan Khusus
kepada Kwartir Nasional dengan memperhatikan prosedur dan ketentuan yang berlaku
dalam Gerakan Pramuka.
b. Pemberian TKK dan rekomendasikan TKK :
1) Pimpinan Saka/ Pamong Saka dapat memberikan Tanda Kecakapan khusus kepada
anggota Saka setelah bersangkutan dinyatakan lulus dalam ujian tentang Syarat
Kecakapan Khusus oleh Instruktur Saka tersebut.
2) Pimpinan Saka dapat memberikan rekomendasi pemakaian suatu TKK kepada
Pramuka di luar Sakanya setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus oleh
Instruktur Saka tersebut.

Bidang-bidang Satuan Karya Pramuka (Saka)
Sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat dewasa ini, maka Saka terdiri atas
beberapa bidang Saka, yaitu :
a. Saka Bahari, Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalanya dibidang kebaharian.
b. Saka Bakti Husada, Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang kesehatan.
c. Saka Bhayangkara, Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya di bidang kebhayangkaraan
(keamanan dan ketertiban menyarakat).
d. Saka Dirgantara, Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang
kedirgantantaraan.
e. Saka Keluarga Berencana, diangkat Saka Kencana. Satuan karya tempat peningkatan
dan pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan
pengamalannya dibidang kependudukan dan keluarga berencana.
f. Saka Tarunabumi, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang pertanian.
g. Saka Wanabakti, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya di bidang kehutanan.
Satuan Karya Pramuka di bidang lainnya.
a. Bidang Satuan Karya Pramuka lainnya dimungkinkan pembentukannya bila dianggap
perlu dan sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, kondisi, dan situasi pemuda dan
masyarakat.
b. Pembentukan dan pengesahan Bidang Satuan Karya Pramuka yang baru diusulkan
dalam Musyawarah Nasional.


ANGGARAN DASAR
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
GERAKAN PRAMUKA
KEPPRES RI NO 24 TAHUN 2009 dan SK KWARNAS NO 86 TAHUN 2005
PENDAHULUAN
1. AD dan ART adalah landasan hukum semua gerak kegiatan GP yang harus ditaati
semua anggota.
2. AD GP berisi penjelasan awal dan hal-hal tang bersangkutan dengan apa dan
bagiman GP itu. Bersifat umum dan pokok.
3. AD GP dibuat dan di syahkan oleh Musyawarah Nasional GP sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi GP dan ditetapkan dengan KEPPRES RI.
4. AD/ART GP serta petunjuk-petunjuk penyelenggaraan itu harus ditaati, dihayati
oleh setiap anggota GP.
5. AD/ART dapat diubah oleh Munas GP sesuai keperluan, situasi dan kondisi bangsa
Indonesia saat itu.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud adanya AD/ART serta petunjuk penyelenggaraan adalah sebagai
pegangan dan landasan gerak setiap kegiatan anggota GP,satuan dan kwartir.
Tujuan adanya AD/ART serta petunjuk penyelenggaraan adalah untuk
mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan GP
POKOK-POKOK KEPPRES RI NO 238 TAHUN 1961:
1. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda
Indonesia ditugaskan kepada Gerakan Pramuka.
2. Di wilayah RI, GP dan Anggaran Dasarnya adalah satu-satunya badan yang
diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan.
3. Badan-badan lain yang sama atau menyerupai GP dilarang adanya.
4. Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 20 Mei 1961.
SISTEMATIKA AD /ART GERAKAN PRAMUKA
1. Anggran Dasar menurut Keppres RI no 24 tahun 2009 terdiri dari :
a. Pembukaan
b. 12 BAB
c. 39 Pasal
2. Anggaran Rumah Tangga menurut SK Kwarnas no 86 tahun 2005 terdiri dari:
a. 15 BAB
b. 122 Pasal
LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Setiap Negara mempunyai Lambang Negara menggambarkan kedaulatan, kepribadian dan
kemegahan Negara itu. Dalam tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia membentuk suatu
panitia khusus untuk menciptakan suatu Lambang Negara.
Panitia tersebut berhasil menciptakan Lambang Negara Republik Indonesia yang berbentuk
Garuda Pancasila. Lambang Negara Garuda Pancasila itu disahkan dengan peraturan
Pemerintah No. 66 tahun 1951.
1. Penggunaan Lambang Negara ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 43 tahun
1958 tentang Penggunaan Lambang Negara.
(1) Lambang Negara dapat digunakan sebagai Lencana oleh warganegara Indonesia
yang berada di luar negri.
(2) Jika Lambang Negara digunakan sebagai Lencana, maka Lambang itu harus
dipasang pada dada sebelah kiri diatas
2. Pasal 12, Peraturan Pemerintah no.43 tahun 1958 berbunyi :
(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang
panji dan bendera jabatan, maka dilarang menggunakan Lambang Negara bertentangan
denga Peraturan Pemerintah ini.
(2) Pada Lambang Negara dilarang menaruh huruf, kalimat, angka, gambar, atau tandatanda
lainnya.
(3) Dilarang menggunakan Lambang Negara sebagai perhiasan, cap dagang, reklame
perdagangan atau propaganda politik dengan cara apapun juga
3..Pasal 13, Peraturan Pemerintah No.43 tahun 1958 berbunyi Lambang untuk perorangan,
perkumpulan, organisasi politik atau perusahaan tidak boleh sama atau pada pokoknya
menyerupai Lambang Negara.

Arti Lambang Negara Garuda Pancasila:

1. Garuda adalah nama seekor burung seperti burung elang raksasa yang sangat kuat, gagah
dan perkasa. Melambangkankekuasaan dan kekuatan.
2. Bulu-bulu pada burung garuda mempunyai jumlah tertentu yang memilki makna yaitu : bulu
sayap (17), bulu ekor (8), bulu kecil dibawah perisai (19), bulu pada leher (45). Artinya
sebagai tanggal Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
3. Perisai berbentuk jantung yang tergantung dengan rantai emas adalah lambang
perlindungan.
4. garis liintang di tengah melukiskan garis katulistiwa, bahwa negara Indonesia dilewati garis
Katulistiwa di kota Pontianak.
5. lima ruang dalam perisai melambangkan dasar negara yaitu Pancasila.
6. Gambar bintang melambangkan sila pertama, Rantai melambangkan sila Kedua, Pohon
Beringin melambangkan sila Ketiga, Kepala Banteng melambangkan sila Keempat, Padi
dan Kapas melambangkan sila Kelima.
PANCASILA
(Inpres No. 13 Tahun 1968)
A. Latar Belakang
_ Arti Etimologis Panca = 5 Sila = Pedoman Perilaku.Pancasila adalah 5 falsafah
sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan sehari – hari.
_ Sebagai Istilah Pancasila lahir pada tangggal 1 Juni 1945 yang dicetuskan oleh Ir.
Sukarno
_ Sebagai “pandangan hidup” Pancasila sudah ada pada zaman nenek moyang kita.
Terbukti dalam “Kitab Sutasoma” karya Mpu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit
terdapat istilah “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda beda tapi tetap satu jua
_ Rumusan sila sila dalam Pancasila merupakan buah pikir dari para The Founding
Father Republik Indonesia seperti Ir. Soekarno, Mr. Moeh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo.
Rumusan yang sah dan benar adalah seperti yang tercantum dalam pembukaan
UUD1945 yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan tersebut merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sehingga tidak
boleh dibolak balik
_ Kedudukan Pancasila Bagi bangsa Indonesia
1. Pandangan hidup Bangsa Indonesia
Merupakan kristalisasi dari nilai nilai suatu bangsa yang diyakini kebenarannya
dan menimbulkan tekad bangsa itu untuk memepertahankannya.
2. Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan corak yang khas bagi bangsa Indonesia yang tidak dimiliki
oleh bangsa lain
3. Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila merupakan dasar negara Bangsa Indonesia
4. Idiologi Terbuka
Pancasila merupakan penyaring bagi nilai nilai negatif yang masuk ke dalam
budaya Bangsa Indonesia
5. Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Pancasila sudah disetujui oleh wakil wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah
proklamasi Indonesia yang dijunjung tinggi Bangsa Indonesia
6. Sumber dari segala sumber hukum
Segala hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia harus
bersumber dari Pancasila dan tidak boleh bertentangan dg Pancasila
7. Tujuan yang hendak dicapai
Pancasila merupakan tujuan hendak dicapai Bangsa Indonesia yaitu mewujudkan
masyarakat Adil dan Makmur, adil dan merata, materiil dan spirituil, lahir dan batin,
dalam wadah NKRI berdasr pada Pancasila dan UUD 1945.
B. Sila-Sila Dalam Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa : Bangsa Indonesia percaya dan takwa kepada satusatunya
tuhan pencipta alam semesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab : Manusia tidak boleh sewenang-wenang dan
harus senantiasa adil dalam segala hal sesuai dengan norma yang berlaku.
3. Persatuan Indonesia : Bangsa Indonesia selalu bersatu dan tidak dapat dipecah belah
meskipun terbentang dari Sabang sampai Merauke.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan : Musyawarah Bangsa Indonesia dalam menyatukan tujuan cita-cita
Nasional yang dilakukan secara berkala dimana melalui wakil-wakil rakyat yang duduk
di MPR, DPR, DPD dimana kehendak rakyatlah yang disampaikan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia : suatu keadilan untuk merasakan dan
menikmati hasil pembangunan secara merata, menuju kehidupan bangsa yang
bahagia, sejahtera berdasar Pancasila dan UUD 1945.
SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA
PP NO 44 TAHUN 1958
Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan itu bukanlah
sekedar merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan ungkapan dan
cetusan cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api
perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan
kemerdekaan dan kehormatan bangsa.
a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar lagu
kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka menghormatinya dengan
khidmat.
b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa mempermainkan
atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain. Penghinaan terhadap suatu lagu
kebangsaan dirasakan sebagai penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu kebangsaan
itu. Dalam hubungan internasional antara bangsa-bangsa di dunia, maka setiap bangsa
berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia. “Indonesia Raya”
merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Ia merupakan
sublimasi api perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan
kemerdekaan dan Negara Indonesia. Ia merupakan pula pemersatu bangsa dan tekad
bangsa Indonesia.
d. “Indonesia Raya” yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air Indonesia selama
perang kemerdekaan di Indonesia, telah mengorbankan semangat dan keberanian
rakyat dan pemuda Indonesia untuk bertempur sampai titik darah penghabisan dalam
mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, meskipun mereka hanya
menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara colonial yang bersenjata
modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan
bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah kehormatan bangsa dan Negara
Indonesia.
e. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka Indonesia
sebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani mempertahankan serta mempunyai
rasa hormat yang tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya. Oleh karena itu,
kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan dan ditumbuhkan rasa cinta dan
rasa hormat terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk itu, maka setiap
Pramuka Indonesia harus mengetahui dan menghayati arti dan sejarah lagu
kebangsaan Indonesia Raya dalam perjuangan bangsa Indonesia merebut,
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka harus mampu
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar dan baik serta memiliki
rasa hormat terhadapnya.
f. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap Pramuka menjadi
patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya
Lgu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia.
g. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka pertama-tama harus
menjadikan dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan
berkorban demi abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia. Dia
adalah contoh hidup bagi setiap pramuka.
h. Uraian tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya beserta sejarahnya ini hanya
sekedar pegangan bagi para Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya.
Namun demikian, setiap Pembina Pramuka berkewajiban untuk berusaha mencari
bahan-bahan yang berkaitan dengan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA
“Indonesia Raya” sebelum 17 Agustus 1945.
1. Lagu “Indonesia Raya” adalah gubahan komponis Muda Indonesia bernama Wage
Rudolph Soepratman.
2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga pernah menjadi
wartawan surat kabar “Kaoem Moeda” dan pengarang buku. Sejak kecil Soepratman
gemar sekali bermain biola.
3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur Mas Senen
Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan
meninggal dunia pada malam selasa tanggal 16 Agustus di Surabaya.
4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada waktu itu. Semangat
yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu Kebangsaan. Akhirnya ia dapat
menciptakan Lagu Indonesia Raya.
5. Lagu Indonesia Raya itu dipersembahkan oleh Soepratman kepada masyarakat di
dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesiche
Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya untuk pertama kali diperdengarkan
dalam Konggres itu sesuai pula dengan semangat Persatuan Pemuda yang menyalanyala
pada waktu itu, maka ketika Lagu Indonesia Raya diperkenalkan kepada peserta
konggres, dengan serta merta lagu itu mendapat sambutan yang hangat sekali.
6. Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup dengan
Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat Indonesia, Partai Politik, Organisasi
Pemuda, Wanita, Kepanduan (Kepramukaan), seluruh rakyat Indonesia yang sadar,
mengakui lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.
7. Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang, dihalang-halangi oleh
Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika Pemerintah Jepang di Indonesia.
Pemerintah Belanda telah pula meminta agar kata-kata dalam lagu Indonesia Raya
diubah. Akan tetapi berkat semangat perjuangan dan Peraturan Rakyat dan Pemuda
Indonesia segala rintangan itu dpata dilenyapkan
“Indonesia Raya” setelah 17 Agustus 1945.
1. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Lagu Indonesia
Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya selama
perang Kemerdekaan telah merupakan sublimasi pengorbanan perjuangan rakyat dan
Pemuda Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan serta menegakkan
Kemerdekaan.
2. Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun 1950 pasal 3 ayat
2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia.

PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN DALAM UPACARA.

( PP No. 20 Tahun 1990.pasal 21)
Tata lagu Kebangsaan Indonesia Raya dalam Upacara Kenegaraan atau upacara resmi seperti
diatur dalam Peraturan Pemerintah adalah sebagai berikut :
1. Apabila diperdengarkan dengan musik, maka lagu Kebangsaan Indonesia Raya
dibunyikan lengkap satu kali.
2. Apabila dinyanyikan, maka dinyanyikan lengkap satu kali yaitu bait pertama dengan 2
kali ulangan.
3. Pada saat lagu Kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan, seluruh peserta upacara
mengambil sikap sempurna dan memberikan penghormatan menurut keadaan
setempat.
4. Pada waktu mengiringi pengibaran / penurunan bendera tidak dibenarkan
menggunakan musik dari tape recorder atau piringan.
5. Jika tidak ada korp musik/ genderang dan atau sangkakala, maka pengibaran bendera
diiringi dengan nyanyian bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya.
BAHASA INDONESIA
PASAL 36 UUD 1945
Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia
- Termasuk rumpun Bahasa Austronesia
1.Bahasa Austro-asia
2.Bahasa Austronesia
- Bahasa Austronesia bagian timur (OCEANIA)
- Bahasa Austronesia Bagian Barat
Disebut juga Bahasa nusantara salah satunya bahasa Sumatera
Contoh : Bahasa Sumatera adalah Bahasa Melayu dimana menjadi bahasa Indonesia
Bahasa Melayu diresmikan sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda II tanggal 28
Oktober 1928 di Jakarta .
Perjalanan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia
1. Usaha Pers (Kalangan Persurat Kabaran)
- Menggunakan Bahasa Melayu dalam surat kabar
- Menyebarluaskan pemakaian RI
2. Usaha Volksraad (Dewan Rakyat)
- Mengusulkan pemakaian Bahasa Melayu dalam rapat-rapat kepada pihak Belanda dan
disetujui
3. Usaha Balai Pustaka (BP)
- Menerbitkan majalah-majalah dan roman (Azab dan Sengsara) yang berbahasa Melayu
4. Usaha Organisasi Pemuda dan Organisasi Politik
- Kongres Pemuda II di Jakarta tanggal 28 Oktober 1928 menghasilkan ikrar Sumpah
Pemuda (Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia)
- Orpol menyebarkan Bahasa Indonesia melalui rapat-rapat dan pidato-pidato
- Mengembangkan Bahasa Indonesia melalui majalah yang diterbitkannya
6. Usaha Jepang
- Memperbolehkan Bahasa Indonesia digunakan dalam kehidupan sehari-hari
- Para sastrawan berhasil menerbitkan karya-karyanya yang bercorak simbolis yang
berbahasa Indonesia dan disetujui oleh Jepang
7. Melalui Kongres Bahasa Indonesia
a. Kongres I tahun 1938 di Surakarta
b. Kongres II 28 Oktober – 2 November 1954 di Medan
c. Kongres III 28 Oktober – 4 November 1978 di Jakarta
d. Kongres IV 21 – 26 Oktober 1983 di Jakarta
e. Kongres V tahun 1988 di Jakarta
f. Kongres VI tahun 1993 di Jakarta
D. Kedudukan Bahasa Indonesia
1. Bahasa Negara, berfungsi untuk :
a. Bahasa resmi kenegaraan c. Alat penghubung pada tingkat nasional
b. Bahasa pengantar di lembaga pendidikan d.Alat pengembangan kebudayaan
2. Bahasa Resmi
3. Bahasa Persatuan
4. Bahasa Nasional
a. Lambang Kebanggaaan bangsa c. Alat Pemersatu
b. Lambang Identitas Nasional d. Penghubung antar daerah dan budaya
E. Fungsi Bahasa Indonesia
1. Fungsi Praktis : Sebagai alat komunikasi
2. Fungsi Artistik : Alat mengungkapkan keindahan (prosa dan puisi)
3. Fungsi Ilmiah : Sebagai alat untuk mempelajari ilmu pengetahuan
4. Fungsi Psikologis : Sebagai alat untuk mempelajari naskah- naskah yang dengan tujuan
menyelidik sejarah budaya
BENDERA MERAH PUTIH
Sejarah Bendera Merah Putih
Bila kita melihat deretan bendera yang dikibarkan dari berpuluh-puluh bangsa
di atas tiang, maka terlintas di hati kita bahwa masing-masing warna atau
gambar yang terdapat di dalamnya mengandung arti, nilai, dan kepribadian
sendiri-sendiri, sesuai dengan riwayat bangsa masing-masing.
Demikian pula dengan bendera merah putih bagi Bangsa Indonesia. Warna
merah dan putih mempunyai arti yang sangat dalam, sebab kedua warna
tersebut tidak begitu saja dipilih dengan cuma–cuma, melainkan melalui proses sejarah yang
begitu panjang dalam perkembangan Bangsa Indonesia.
1. Pada abad VII di Nusantara ini terdapat beberapa kerajaan. Di Jawa, Sumatra, Kalimantan,
dan pulau-pulau lannya yang pada hakikatnya baru merupakan kerajaan dengan
kekuasaan terbatas, satu sama lainnya belum mempunyai kesatuan wilayah. Baru pada
abad VIII terdapat kerajaan yang wilayahnya meliputi seluruh Nusantara yaitu Kerajaan
Sriwijaya yang berlangsung sampai abad XII. Salah satu peninggalannya adalah Candi
Borobudur , dibangun pada tahun 824 Masehi dan pada salah satu dindingnya terdapat
“pataka” di atas lukisan dengan tiga orang pengawal membawa bendera merah putih
sedang berkibar. Kata dwaja atau pataka sangat lazim digunakan dalam kitab jawa kuno
atau kitab Ramayana. Gambar pataka yang terdapat pada Candi Borobuur, oleh seorang
pelukis berkebangsaan Jerman dilukiskan dengan warna merah putih. Pada Candi
Prambanan di Jawa Tengah juga terdapat lukisan Hanoman terbakar ekornya yang
melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya. Hanoman = kera
berbulu putih. Hal tersebut sebagai peninggalan sejarah di abad X yang telah mengenal
warna merah dan putih.
Prabu Erlangga, digambarkan sedang mengendarai burung besar, yaitu Burung Garuda yang
juga dikenal sebagau burung merah putih. Denikian juga pada tahun 898 sampai 910 Raja
Balitung yang berkuasa untuk pertama kalinya menyebut dirinya sebagai gelar Garuda Muka,
maka sejak masa itu warna merah putih maupun lambang Garuda telah mendapat tempat di
hati Rakyat Indonesia.
2. Kerajaan Singosari berdiri pada tahun 1222 sampai 1292 setelah Kerajaan Kediri,
mengalami kemunduran. Raja Jayakatwang dari Kediri saat melakukan pemberontakan
melawan Kerajaan Singosari di bawah tampuk kekuasaan Raja Kertanegara sudah
menggunakan bendera merah – putih , tepatnya sekitar tahun 1292. Pada saat itu tentara
Singosari sedang dikirim ke Semenanjung Melayu atau Pamelayu. Jayakatwang mengatur
siasat mengirimkan tentaranya dengan mengibarkan panji – panji berwarna merah putih
dan gamelan kearah selatan Gunung Kawi. Pasukan inilah yang kemudian berhadapan
dengan Pasukan Singosari, padahal pasukan Singosari yang terbaik dipusatkan untuk
menghadang musuh di sekitar Gunung Penanggungan. Kejadian tersebut ditulis dalam
suatu piagam yang lebih dikenal dengan nama Piagam Butak. Butak adalah nama gunung
tempat ditemukannya piagam tersebut terletak di sebelah selatan Kota Mojokerto. Pasukan
Singosari dipimpin oleh R. Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang dan menantu
Kertanegara). R. Wijaya memperoleh hadiah sebidang tanah di Desa Tarik, 12 km sebelah
timur Mojokerto. Berkibarlah warna merah – putih sebagai bendera pada tahun 1292 dalam
Piagam Butak yang kemudian dikenal dengan piagam merah – putih, namun masih
terdapat salinannya. Pada buku Paraton ditulis tentang Runtuhnya Singosari serta mulai
dibukanya Kerajaan Majapahit dan pada zaman itu pula terjadinya perpaduan antara
Ciwaisme dengan Budhisme.
3. Demikian perkembangan selanjutnya pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit,
menunjukkan bahwa putri Dara Jingga dan Dara Perak yang dibawa oleh tentara Pamelayu
juga mangandung unsur warna merah dan putih (jingga=merah, dan perak=putih). Tempat
raja Hayam Wuruk bersemayam, pada waktu itu keratonnya juga disebut sebagai keraton
merah – putih, sebab tembok yang melingkari kerajaan itu terdiri dari batu bata merah dan
diplester warna putih. Empu Prapanca pengarang buku Negarakertagama
menceritakan tentang digunakannya warna merah – putih pada upacara kebesaran Raja
Hayam Wuruk. Kereta pembesar – pembesar yang menghadiri pesta, banyak dihiasi merah
– putih, seperti yang dikendarai oleh Putri raja Lasem. Kereta putri Daha digambari buah
maja warna merah dengan dasar putih, maka dapat disimpulkan bahwa zaman Majapahit
warna merah – putih sudah merupakan warna yang dianggap mulia dan diagungkan. Salah
satu peninggalan Majapahit adalah cincin warna merah putih yang menurut ceritanya
sabagai penghubung antara Majapahit dengan Mataram sebagai kelanjutan. Dalam
Keraton Solo terdapat panji – panji peninggalan Kyai Ageng Tarub turunan Raja Brawijaya
yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji – panji tersebut berdasar kain putih dan bertuliskan arab
jawa yang digaris atasnya warna merah. Hasil penelitian panitia kepujanggaan Yogyakarta
berkesimpulan antara lain nama bendera itu adalah Gula Kelapa . dilihat dari warna merah
dan putih. Gula warna merah artinya berani, dan kelapa warna putih artinya suci.
4. Di Sumatra Barat menurut sebuah tambo yang telah turun temurun hingga sekarang ini
masih sering dikibarkan bendera dengan tiga warna, yaitu hitam mewakili golongan
penghulu atau penjaga adat, kuning mewakili golongan alim ulama, sedangkan merah
mewakili golongan hulu baling. Ketiga warna itu sebenarnya merupakan peninggalan
Kerajaan Minang pada abad XIV yaitu Raja Adityawarman. Juga di Sulawesi di daerah
Bone dan Sopeng dahulu dikenal Woromporang yang berwarna putih disertai dua umbul –
umbul di kiri dan kanannya. Bendera tersebut tidak hanya berkibar di daratan, tetapi juga di
samudera , di atas tiang armada Bugis yang terkenal. Bagi masyarakat Batak terdapat
kebudayaan memakai ulos semacam kain yang khusus ditenun dengan motif tersendiri.
Nenek moyang orang Batak menganggap ulos sebgai lambang yang akan mendatangkan
kesejahteraan jasmani dan rohani serta membawa arti khusus bagi yang menggunakannya.
Dalam aliran animisme Batak dikenal dengan kepercayaan monotheisme yang bersifat
primitive, bahwa kosmos merupakan kesatuan tritunggal, yaitu benua atas dilambangkan
dengan warna merah dan benua bawah dilambangkan dengan warna hitam. Warna warna
ketiga itu banyak kita jumpai pada barang-barang yang suci atau pada hiasan-hiasan
rumah adat. Demikian pula pada ulos terdapat warna dasar yang tiga tadi yaitu hitam
sebagai warna dasar sedangkan merah dan putihnya sebagai motif atau hiasannya. Di
beberapa daerah di Nusantara ini terdapat kebiasaan yang hampir sama yaitu kebiasaan
memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum wanita. Ada kalanya pemakaian
selendang itu ditentukan pemakaiannya pada setiap ada upacara – upacara, dan sebagian
besar dari moti-motifnya berwarna merah dan putih.
5. Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di tengah – tengah pasukan
Diponegoro yang beribu – ribu juga terlihat kibaran bendera merah – putih, demikian juga di
lereng – lereng gunung dan desa - desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak
terlihat kibaran bendera merah - putih. Ibarat gelombang samudera yang tak kunjung reda
perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, putra – putra Indonesia
yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Sultan
Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Antasari,
Pattimura, Diponegoro dan banyak lagi putra Indonesia yang berjuang untuk
mempertahankan kedaulatan bangsa, sekalipun pihak penjajah dan kekuatan asing lainnya
berusaha menindasnya, namun semangat kebangsaan tidak terpadamkan.
6. Pada abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan menyadari akan adanya
persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing, kesadaran berbangsa dan
bernegara mulai menyatu dengan timbulnya gerakan kebangsaan Budi Utomo pada 1908
sebagai salah satu tonggak sejarah.
7. Kemudian pada tahun 1922 di Yogyakarta berdiri sebuah perguruan nasional Taman Siswa
dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Perguruan itu telah mengibarkan bendera merah
putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum dalam salah satu lagu antara lain :
Dari Barat Sampai ke Timur, Pulau-pulau Indonesia, Nama Kamu Sangatlah Mashur
Dilingkungi Merah-putih. Itulah makna bendera yang dikibarkan Perguruan Taman Siswa.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
72
8. Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang
berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan
gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
9. Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia yang berada di Negeri
Belanda pada 1922 juga telah mengibarkan bendera merah – putih yang di tengahnya
bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul Indonesia Merdeka. Buku ini
membawa pengaruh bangkitnya semangat kebangsaan untuk mencapai Indonesia
Merdeka.
10. Demikian seterusnya pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan
Ir. Soekarno yang bertujuan mencapai kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Partai
tersebut mengibarkan bendera merah putih yang di tengahnya bergambar banteng.
11. Kongres Pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat bersejarah dengan
lahirnya “Sumpah Pemuda”. Satu keputusan sejarah yang sangat berani dan tepat, karena
kekuatan penjajah pada waktu itu selalu menindas segala kegiatan yang bersifat
kebangsaan. Sumpah Pemuda tersebut adalah tidak lain merupakan tekad untuk bersatu,
karena persatuan Indonesia merupakan pendorong ke arah tercapainya kemerdekaan.
Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah – putih tanpa
gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk pertama kalinya pula
diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
12. Pada saat kongres pemuda berlangsung, suasana merah – putih telah berkibar di dada
peserta, yang dibuktikan dengan panitia kongres mengenakan “kokarde” (semacam tanda
panitia) dengan warna merah putih yang dipasang di dada kiri. Demikian juga pada anggota
padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres menggunakan dasi berwarna merah –
putih. Kegiatan pandu, suatu organisasi kepanduan yang bersifat nasional dan
menunjukkan identitas kebangsaan dengan menggunakan dasi dan bendera merah – putih.
13. Perlu disadari bahwa Polisi Belanda (PID) termasuk Van der Plass tokohnya sangat ketat
memperhatikan gerak – gerik peserta kongres, sehingga panitia sangat berhati-hati serta
membatasi diri demi kelangsungan kongres. Suasana merah putih yang dibuat para pandu
menyebabkan pemerintah penjajah melarang dilangsungkannya pawai pandu, khawatir
pawai bisa berubah menjadi semacam penggalangan kekuatan massa.
14. Pengibaran Bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilarang pada
masa pendudukan Jepang, karena ia mengetahui pasti bahwa hal tersebut dapat
membangkitkan semangat kebangsaan yang nantinya menuju pada kemerdekaan.
Kemudian pada tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan Bendera Merah-putih diizinkan untuk
berkibar lagi setelah kedudukan Jepang terdesak. Bahkan pada waktu itu pula dibentuk
panitia yang bertugas menyelidiki lagu kebangsaan serta arti dan ukuran bendera merahputih.
15. Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada 17 Agustus 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi, baru dikibarkan bendera
merah-putih, yang kemudian disahkan pada 18 Agustus 1945. Bendera yang dikibarkan
tersebut kemudian ditetapkan dengan nama Sang Saka Merah Putih.
16. Kemudian pada 29 September 1950 berkibarlah Sang Merah Putih di depan Gedung
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa
Indonesia oleh badan dunia.
PENGERTIAN BENDERA
Asal kata
Bandira / Bandir yang artinya umbul-umbul. Bandiera dari Bahasa Itali Rumpun Romawi
Kuno. Dalam Bahasa Sangsakerta untuk Pataka, Panji, Dhuaja.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
73
Bendera adalah lambang kedaulatan kemerdekaan. Dimana negara yang memiliki dan
mengibarkan bendera sendiri berarti negara itu bebas mengatur segala bentuk aturan negara
tersebut.
Menurut W.J.S. Purwadarminta, Bendera adalah sepotong kain segi tiga atau segi
empat diberi tongkat (tiang) dipergunakan sebagai lambang, tanda dsb, panji tunggul.
Arti warna
Bangsa Indonesia purba ketika masih bertempat di daratan Asia Tenggara + 6000
tahun yang lalu menganggap Matahari dan Bulan merupakan benda langit yang sangat penting
dalam perjalanan hidup manusia. Penghormatan terhadap benda langit itu disebut
penghormatan Surya Candra. Bangsa Indonesia purba menghubungkan Matahari dengan
warna merah dan Bulan dengan warna putih. Akibat dari penghormatan Surya Candra, bangsa
Indonesia sangat menghormati warna merah putih.
Kedua lambang tersebut melambangkan kehidupan yaitu :
Merah melambangkan darah, ciri manusia yang masih hidup, Putih melambangkan getah, ciriciri
tumbuhan yang masih hidup, Warna Merah Putih dianggap lambang keagungan, kesaktian
dan kejayaan.
Warna Merah Putih itu bagi bangsa Indonesia khususnya bagi rumpun Aestronia pada
umumnya merupakan keagungan, kesaktian dan kejayaan. Berdasarkan anggapan tersebut
dapat dipahami apa sebab lambang perjuangan kebangsaan Indonesia, Lambang Negara
Nasional, yang merupakan bendera berwarna Merah Putih.
Kemudian bendera Merah-Putih bergelar “Sang” yang berarti kemegahan turun
temurun, sehingga Sang Saka berarti berdera warisan yang dimuliakan.
Makna warna bagi bangsa Indonesia:
MERAH : Gula Merah, Bubur Merah, Berani, Kuat, Menyala, Darah
PUTIH : Gula Putih, Bubur Putih, Kelapa, Suci, Bersih, Hidup, Getah
TATA KRAMA
1. Tidak boleh menyentuh tanah
Logika : Bendera akan kotor
Kiasan : Tanah merupakan tempat berpijak, maka bila bendera jatuh, seolah-olah menginjak
bendera
2. Tidak boleh dibawa balik kanan
Kiasan : Karena negara seperti mundur / kemunduran
Peraturan Tentang Bendera Merah Putih
UUD '45 pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Peraturan Pemerintah. No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia
Kemiripan dengan bendera negara lain
Bendera ini mirip dengan bendera negara Bendera Monako dan Solothum yang mempunyai
warna sama namun rasio yang berbeda, selain itu bendera ini juga mirip dengan Bendera
Polandia yang mempunyai warna yang sama namun warnanya terbalik.
Mengatur Letak Bendera

Tata cara penggunaan Bendera Kebangsaan Merah Putih
sudah diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958.
Bendera Kebangsaan memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding
dengan bendera lainnya seperti bendera organisasi organisasi di
Indonesia termasuk bendera Gerakan Pramuka. Karena itu dalam
lingkungan Gerakan Pramuka pengaturan sedemikian rupa
sehingga tidak merubah kedudukan Bendera Kebangsaan yakni
Bendera Merah Putih. Biasanya Bendera Merah putih diletakkan
paling kanan dengan tiang lebih tinggi. Jika memiliki standar
bendera tunggal, lebih baik digunakan. Namun apabila hanya
punya satu standar bendera dengan banyak tempat ( Lubang
Tempat Bendera ) dapat diatur seperti tampak dalam gambar.
Dimanapun dan kapanpun, Merah Putih selalu mendampingi setiap
gerak langkah Pramuka
Bilamana Tali Bendera Putus ?
Jadi petugas Pengibar Bendera dalam suatu upacara nampaknya memiliki suatu
beban tersendiri. Tanggung jawab yang mereka miliki adalah bagaimana dapat
menjalankan tugas tersebut dengan baik , lancar dan sempurna. Mengibarkan bendera
Merah Putih di tiangnya yang tinggi dan tampak berkibar dengan bebasnya ketika
ditiup angin. Begitulah kira-kira harapan mereka setiap melaksanakan tugasnya
sebagai Sang Pengibar Bendera.
Lalu bagaimana apabila terjadi sesuatu di luar dugaan, disaat tali tiang ditarik tiba tiba
tali bagian atas putus atau roda pada ujung tiang bendera macet, tidak mau berputar
bahkan yang sering terjadi yakni tali tiang bendera keluar dari relnya/ roda. Padahal
sebelumnya semua sudah diperiksa dan di uji coba berkali-kali.
Panik ? Tidak perlu. Jalankan saja Prosedur Tetap (Protap) yang kedua.
Apabila mengalami hal semacam ini,tindakan yang dilakukan adalah :
1. Berusaha menangkap/ memegang bendera agar tidak jatuh ke tanah.
2. Bentangkan bendera di depan tiang sampai upacara selesai.
Setelah upacara selesai baru kemudian dibetulkan, kibarkan bendera seperti
biasanya.
STRUKUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
PENGERTIAN
Struktur organisasi GP merupakan suatu kerangka yang berupa bagan atau
skema yang menggambarkan tingkatan – tingkatan organisasi GP mulai dari
bawah sampai dengan paling atas beserta mekanisme kerjanya.
Tujuan
Tujuan adanya struktur organisasi GP adalah agar mekanisme kerja GP lebih
terarah.dan sistematis sehingga mendukung tercapainya tujuan GP. Selain itu
adanya struktur organisasi untuk menghindari adanya kerancuan tumpang
tindih dalam melaksanakan tugas , kewenangan dan tanggung jawabdari
masing masing kwartir.
Manfaat
Manfaat dari adanya stuktur GP adalah
1. Dijadikan pedoman di dalam menjalankan roda organisasi
2. Dijadikan acuan didalammenjalankan tugas dan kewenangan pengurus
organisasi
3. Sebagia acuan didalam menjalankan kerjasama denagn organisasi di
atasnya atau di bawahnya
STRUKTUR ORGANISASI GP PERIODE 2008-2013
1. Ka. Mabinas : Presiden RI (Dr. H. Soesilo Bambang Yudhoyono)
2. Ka. Kwarnas : Prof. Dr. dr. Azrul Azwar,M.Ph)
3. Ka.DKN : Syarifah Alawiyah
4. Ka. Mabida Jateng : Gubernur (H. Bibit Waluyo)
5. Ka. Kwarda Jateng : Prof. Dr. Ir. Slamet Budi Prayitno,M.Sc
6. Ka. DKD : Woro Nawangwulan
7. Ka. Mabicab : Bupati Grobogan
8. Ka. Kwarcab : Drs. H. Sutomo,MM
9. Ka. DKC : Slamet
10. Ka. Mabiran : Camat Purwodadi
11. Ka. Kwarran : Drs. H. Suwarto
12. Ka. DKR :
Patihrumbih 16:00:00
Kunci A=N


CONTOH :
CENZHXN dibaca PRAMUKA


CONTOH

I F W B dibaca RUDY

a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
e = 5
f = 6
g = 7
h = 8
i = 9
j = 10
k = 11
l = 12
m = 13
n = 14
o = 15
p = 16
q = 17
r = 18
s = 19
t = 20
u = 21
v = 22
w = 23
x = 24
y = 25
z = 26



Contoh :

16 18 1 13 21 11 1
P R A M U K A











(G:I)(D:I)(G:S)(D:D)(G:U)(G:D)(G:S)
P R A M U K A






Contoh : P A T I H R U M B I H
(1:4)(1:1)(5:4)(4:2) (3:2)(3:4)(1:5)(2:1)(4:2)(3:2)

Kode Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835.
Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.
E   = .         T   = _           R   = ._.      F   = .._.
I   = ..        M   = _ _         K   = _._      L   = ._..
S   = ...       O   = _ _ _       W   = ._ _     Q   = _ _._
H   = ....      KH  = _ _ _ _     G   = _ _.     Y   = _._ _
A   = ._        N   = _.          C   = _._.      X   = _.._
U   = .._       D   = _..         J   = ._ _ _    P   =._ _.
V   = ..._      B   = _...        Z   = _ _ ..

Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga diguna
kan sebagai kunci dalam memecahkan Sandi Rumput.














Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya.

Trik Mudah Kuasai Semaphore
Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah.
Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba..........


PETA PITA


A. PENGERTIAN PETA PITA
-Peta pita adalah laporan perjalanan suatu pengembaraan, yang dibuat pada waktu mulai berangkat hingga ke tempat tujuan.
-Dalam membuat peta pita tidak diperlukan uraian yang panjang, tetapi yang dibutuhkan adalah bukti bahwa kita telah menggunakan panca indra kita dengan sebaik-baiknya mencurahkan perhatian kpd hal2 penting dan berguna dalam perjalanan pengembaraan tersebut.


B. TUJUAN PEMBUATAN
Tujuan Pembuatan peta pita adalah untuk bahan perbandingan ketika kita sewaktu-waktu kembali kedaerah trsebut. Apakah ada perubahan atau tidak ?
Jadi Peta pita dibuat bukan hanya sekedar Iseng-isengan aja.


C. ALAT-ALAT PERSIAPAN
Adapun alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat sebuah peta pita yaitu sbb :
1. Meja jalan
2. Kompas
3. Pencatat waktu
4. Kertas Laporan
5. Penggaris

6. Alat tulis (lengkap)
7. Alat Ukur

D. CARA PEMBUATAN PETA-PITA
A. Pada halaman pertama kertas laporan, jangan lupa cantumkan:
1. Kepada siapa laporan ditujukan
2. Siapa yang membuat laporan (identitas lengkap)
3. Keterangan/data laporan, seperti tanggal pmbuatan, cuaca, tempat, dan sebagainya.

B. Pada halaman berikutnya, lalu buat peta pita dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Halaman dibagi menjadi 7 ruang/kolom

Kolom 1: Nomor
Kolom 2 : Waktu (Waktu pembuatan)
Kolom 3: Laporan perjalanan (dilihat dari bawah)
Kolom 4: Jarak yang ditempuh (dalam meter [m])
Kolom 5: Arah kompas (dalam derajat atau dalam jarum penunjuk)
kolom 6: Gambar Peta pita (kiri & kanan jalan yang dilihat selama perjalanan dan menggunakan gambar berupa simbol)
kolom 7: Keterangan

contoh kolom pembagian ruang dalam peta pita

(GAMBAR PETA PITA)
D. CATATAN :
1. Menulis laporan harus dari bawah keatas
2. Setiap berbelok, kita membuat garis pembatas sebagai tanda kita berubah/berganti arah
3. Gambar-gambar/tanda peta diambil dari tanda" peta topografi

4. Menghitung jarak dpt menggunakan tongkat ukur,tambang ukur, meteran atau langkah kaki atau secara ditaksir
5. Jangan mencantumkan hal-hal yang bersifat sementara; misalnya sekawanan ternak, pedagang kaki lima, gerobak dorong, atau mobil parkir.
SELAMAT MENCOBA

KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN


1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan
kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman :
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan
dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang
lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang
Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan
perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta lingkunganny,
dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami
kecelakaan.
B. Tujuan PPPK Meliputi
1. Menyelamatkan jiwa
2. Mencegah cacat dan kondisi memburuk
3. Menunjang penyembuhan
Setelah korban diketahui dalam proses pendekatan dan sesudah mencapai krban, perhatikan
hal-hal berikut sebagai tanggung jawab penolong
1. Dapat menilai situasi
2. dapat mengenal kondisi korban dan prioritasnya
3. segera beri pertolongan sesuai dengan cidera yang diderita
4. harus dapat mnegatur dan merencanakan transportasi
Tiga situasi darurat yang beresiko tinggi yang harus dapat dikenali penolong
1. Henti nafas dan jantung
2. Pendarahan besar
3. Ketidaksaran
Bila ketiga hal tersebut diatas tidak dapat dikenali, maka penolong harus dapat menguasai
teknik penunjang hidup dasar, meliputi:
1. Respon
2. Airway
3. Breathing
4. Circulation
Teknik amat menentukan tindakan penyelamatan jiwa korban sebelum melangkah ke masalah
lain dan teknisi ini harus dukuasasi pelaku P3K.
C. Resusitas
Suatu teknik penyelamatan hidup dengan membuat atau melihat airway, breathing dan
curculation serta perawatan darurat. Dalam melakukan resusitas, lakukanlah sesuai aturan
umum resusitas jantung/paru-paru yaitu :
1. Pastikan dalam keadaan sadar/tidak sadar
2. Minta pertolongan
3. Posisi korban
Hentikan resusitas bila ;
1. Diambil oleh dokter atau para medik terlatih
2. Penolong kelelahan
3. Diambil alih/kirim dengan ambulans
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
83
D. Resusitas Napas Buatan
Merupakan bantuan napas yang paling efektif bila dilakukan secara benar dnegan teknik mulut
ke mulut atau mulut ke hidung.
Masalah yang terjadi pada napas buatan harus dapat diketahui segera, kemudian penolong
juga dapat mengenal dengan baik sumbatan napas, dan jika jalan napas merupakan maslaah
maka pelaku P3K harus melakukan teknik membuka jalan napas, mterutama pada korbankorban
tak sadar. Sudah tentu teknik disesuaikan dengan jenis cidera agar tidak terjadi
kesalahan pada pertolongan pertama.
Pemeriksaan napas memerlukan cara tersendiri yang dilakukan dengan cara melihat, dengar,
dan rasakan baik utnuk korban sadar maupun tak sadar.
Setelah jalan napas dikuasai, teknik membersihkan jalan napas, baik dalam posisi stabil
maupun terlentang.
E. Resusitas Kompresi Dada luar
Merupakan bantuan sirkulasi bila jantung terjadi yang dapat dilakukan oleh satu atau dua
penolong. Teknik ini harus dikuasai dengan baik dan perlu latihan teratur.
Hal yang harus diingat dalam kompresi dada laur yaitu dapat membedakan perlakuan dada
dewasa, dada anak atau bayi mengenai titik kompesi, cara dan tekanan myang dilakukan.
F. Pernafasan
Oksigen merupakan zat vital yang diperlukan manusia. Tujuan pernapasan adalah mengirim
oksigen ke seluruh jaringan tubuh serta membuang karbon diaoksida dan sisa pembakaran.
Oksigen yang kta gunakan hanya 5% dari 21% oksigen di udara, 16% sisanya dalam bentuk
oksigen dan karbon dioksida.
G. Gejala Oksigen (Afikasi)
Merupakan suatu kondisi berpotensi fatal bila tidak cukup tersedia oksigen di jaringan tubuh.
H. Gejala dan Tanda Secara Umum
Gejala dan tanda ini bervariasi dan tidak terlalu terdapat, tetapi umumnya ada seperti :
1. Kesukaran napas
2. Napas berisik
3. Tanda sumbatan jalan napas
4. Menurunnya kesadaran
5. Henti napas
MATERI POKOK
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera
dilakukan nafas buatan.
Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah
dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut
:
1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan
pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut
korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan
meniupnya.
4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
b. P3K bagi korban Sengatan Listrik
1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan
kering
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
84
2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik
yang menempel pada tubuh korban
3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan
sampai bantuan medis datang
c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres
tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril,
saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan
disetrika.
Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau
tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur
karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan
luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air
ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti
dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada
tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik
ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai
oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan
darah pada organ-organ penting.
2) Tanda-tanda Shok
a) Denyut nadi cepat tapi lemah
b) Merasa lemas
c) Muka pucat
d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
e) Merasa haus
f) Merasa mual
g) Nafas tidak teratur
h) Tekanan darah sangat rendah
3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a) Menghentikan pendarahan
b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c) Memberi nafas buatan
d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
4) Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan
tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya
d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi
larutan shok yang terdiri dari :
- 1 sendok teh garam dapur
- ½ sendok teh tepung soda kue
- 4-5 gelas air
- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar
bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
f) Cepat-cepat panggil dokter
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
85
5. P3K patah tulang
1) Tanda-tanda patah tulang
a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan
d) Kulit tidak terasa kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat
yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan
jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu
penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan,
pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya,
sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
- hentikan pendarahan serius yang terjadi
- usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
- upayakan lalu lintas udara tetap lancer
- jika diperlukan buatlah nafas buatan
- jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri
kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba
memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya
a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan
• Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan
membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di
dada
• Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu
untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
• Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
• Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian
ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
• Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah
mungkin
• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
• Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah
luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang
patah
• Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh
dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
c) Patah Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku
sampai lewat ujung jemari.
d) Patah Tulang di paha
• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera
panggil dokter
• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
• Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut,
sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai
ke lutut.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
86
6. Pembalut dan Pembalutan
1) Pembalut                                
Macam-macam pembalut :
a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka
ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)
2) Pembalutan
a) Pembalutan segitiga pada
kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk
ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk
membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan
dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada
tangan
f) Pembalutan dengan perban
membentuk angka 8 ke tangan
atau pergelangan tangan yang
cidera.
2. Budaya Hidup Sehat
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan
mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
1) Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya
mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
2) Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara
rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb.
3) Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki
gunung, berenang, terbang laying, dsb.
4) Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
5) Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat
berkemah
6) Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan
Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan
tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan
tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka.
Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata
cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik
TNI/POLRI .
Apa itu Baris Berbaris ?
Baris Berbaris
A. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
B. Maksud dan tujuan
1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung
jawab.
2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani
dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan
pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan
tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin
untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada abaaba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa
ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
88
Contoh:
-jalan ditempat -GERAK
-siap -GERAK
-hadap kanan -GERAK
-lencang kanan -GERAK
b. JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan kanan/kiri - JALAN
-dua langkah ke depan -JALAN
-satu langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju - JALAN
-haluan kanan/kiri - JALAN
-hadap kanan/kiri maju - JALAN
-melintang kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang istilah: “maju”
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan
berhenti.
Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-
JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat
diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang
bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari
maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturutturut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul -MULAI
4. Cara memberi aba-aba
a) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat
pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak :
GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
89
Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari,
aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu
berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua)
langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan
besar kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri
tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha
dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak
ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan
lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan
jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam
ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang
telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang
pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan
dapat bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk
memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan
menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan
kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa
didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjukpetunjuk
yang diberikan akan dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari
kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah
kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan
ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri
ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa
menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan
muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang
meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
90
saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung
depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya
lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1
(satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya
yang berada di smaping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang)
dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu
jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan
(khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan
mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah
lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa
menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan
memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya
sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP
atau KURANG SATU/KURANG DUA.
Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada di
ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90ı
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45ı ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
91
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di
depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180ı
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan
melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi
perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang
ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ı 4 langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan
berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat
dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan)
menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis
kanan, siku-siku 15ı serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke
bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala
setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata
tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap
sempurna.
Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan
penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu
bubar.
b) Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata,
ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak,
pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki
kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c) Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan
kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
92
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping
kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
Macam langkah Panjangnya Tempo
1. Langkah biasa 65cm 120 tiap menit
2. Langkah tegap 65cm 120 tiap menit
3. Langkah perlahan 40cm 30 tiap menit
4. Langkah kesamping 40cm 70 tiap menit
5. Langkah ke belakang 40cm 70 tiap menit
6. Langkah ke depan 60cm 70 tiap menit
7. Langkah di waktu lari 80cm 165 tiap menit
MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ı 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan
jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2) Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90ı, lengan
kiri 30ı ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke
depan 45ı, dan ke belakang 30ı.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B. LANGKAH BIASA
1) Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu
mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian
diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2) Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di
tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45ı, ke
belakang 30ı. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap
ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti
jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak
dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh
diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke
belakang di samping badan, (lengan tangan 90ı ke depan dari 30ı ke belakang). Jari-jari
tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah
selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
93
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan
dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah
biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D. LANGKAH PERLAHAN
1) Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a) Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b) Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah
segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki
kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c) Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
ı Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang
diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai
berjalan dengan langkah perlahan.
ı Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata
untuk lebih khidmat.
2) Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya :
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm.
Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada
sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah
yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap
sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang
diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti
sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
H. LANGKAH DI WAKTU LARI
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang
sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang,
badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan
menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan
tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan
ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
94
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari
menurut ketentuan yang ada.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga
langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan;
bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah,
selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap
sempurna.
I. LANGKAH MERDEKA
1) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah.
Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam
keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat). Langkah
merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata.
Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2) Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah.
Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan
pelaksanaan.
3) Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki
kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan
dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.

Pionering
Bidang Tali Temali
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini
sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali
dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok,
bambu dan sebagainya.
Macam simpul dan kegunaannya
1. Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4. Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso
Macam Ikatan dan Kegunaannya
a. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat
juga. digunakan untuk memulai suatu ikatan.
b. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya
untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
c. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
d. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah
untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan
bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
e. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
f. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
g. Ikatan palang
h. Ikatan canggah
i. Ikatan silang
j. Ikatan kaki tiga
Untuk gambar macam-macam Simpul dan ikatan dapat dilihat di bawah ini.
ARTI LAMBANG WOSM
( The World Organization of the Movement )
1. Kompas : Melambangkan suatu peringatan bagi Pandu/ Pramuka agar selalu
berbuat kebenaran dan dapat dipercaya seperti fungsi kompas, serta tetap
menjaga cita-citanya dan perannya sebagai penunjuk jalan.
2. Treefoil / Bunga dengan Tiga Ujung : Melambangkan tiga janji Pandu / Scout
Promise
3. Dua Bintang : melambangkan anggota Pandu/ Pramuka berupaya untuk dapat
memberi penerangan dan menolong dalam kebenaran dan pengetahuan.
4. Tali melingkar dengan ujung membentuk simpul mati : melambangkan bahwa
sesama Pandu/ Pramuka mengadakan hubungan persahabatan dan persaudaraan
antar Pramuka di seluruh dunia.
5. Warna : Putih melambangkan jiwa yang berhati suci, sedangkan warna dasar ungu
melambngkan bahwa Pandu/ Pramuka memiliki ketrampilan kepemimpinan dan
suka menolong orang lain.
PERKEMAHAN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
Jadi anggota Pramuka tapi gak pernah berkemah rasanya
tidaklah lengkap, karena penerapan metode pendidikan
Kepramukaan salah satunya melalui kegiatan berkemah.
tujuan dan ssalah satu upaya penerapaasaran kegiatan
tentunya anda sudah mengenal betul. Namun demikian banyak
yang kurang memahami bagaimana tatacara berkemah yang
baik. Adakalanya bahkan memiliki resiko tinggi. Nah,
bagaimana berkemah yang benar ? untuk itu sekarang akan
kita bahas lebih lanjut.
A. Perkemahan mempunyai tujuan :
Memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsure unsure alam
dan kebutuhan untuk melestarikannya , menjaga lingkungan dan mengembangkan
sikap bertanggung jawab akan masa depan dan menghormati keseimbangan alam.
Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapinya.
Menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya.
Menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan membina
kerjasama dan rasa memiliki
B. Menurut Waktunya perkemahan dibagi dalam :
1. Perkemahan Satu Hari (PERSARI)
2. Perkemahan Sabtu Minggu (PERSAMI)
3. Perkemahan Jumat SabtuMinggu (PERJUSAMI)
4. Perkemahan lebih dari 3 hari
C. Jenis Perkemahan menurut tempatnya dibagi dalam :
1. Perkemahan menetap , dari awal sampai akhir tetap di tempat itu
2. Perkemahan Safari , berpindah pindah tempat
D. Perkemahan menurut peserta dan tingkatnya dibagi dalam :
1. Perkemahan untuk lomba
2. Perkemahan satu regu Penggalang
3. Perkemahan pasukan Penggalang/Ambalan Penegak/Racana Pandega
4. Perkemahan tingakat ranting,cabang,daerah,nasional,kawasan(regional) dunia
E. Untuk perkemahan yang baik pentahapan yang harus ditempuh adalah
1. Persiapan
a. Penentuan waktu, tempat, tujaun, dan biaya
b. Pengadaan peralatan, peninjauan lokasi
c. Pemberitahuan dan perijinan
d. Pembentukan Panitia
e. Memantapkan kesiapan mental, fisik, dan ketrampilan
2. Pelaksana
Pendayagunaan panitia pelaksana sesuai dengan bidang tugasnya
3. Acara
a. Acara harian menjelaskan acara poko secara garis besar
b. Acara kegiatan keseluruhan yang berisi perincian waktu dan kegiatan selama
berkemah
c. acara perorangan dan kelompok
4. Pelaksanaan
Hendaknya dilaksanakan sesuai rencana menurut perkembangan keadaan dan
diusahakan adanya acara pengganti atau tambahan serta factor pengamanan dan
keselamatan peserta harus diprhatikan
5. Penyelesaian
Pembongkaran tenda tenda kebersihan lingkungannya dan pengecekan pengembalian
barang barang pinjaman harus segera dilaksanakan secara tertib dilanjutkan dengan
ucapan terima kasih
F. Syarat memilih tempat berkemah
1. Tanah rata atau sedikit miring berumput
2. Adapohon pelindung
3. Ada awluran pengeringan dan pembuangan air
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by drpsap_turtle 2010)
102
4. Dekat sumber air
5. Pemandangan menarik
6. Ada arena petualangan
7. Terjamin keamanannya
8. Tidak terlalu dekat dengan kampong dan jalan raya
9. Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan , pos keamanan
10. Letaknya membujur menurut arah mata angin
G. PERALATAN KEMAH
1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air.
2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak
kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk penahan dingin dan sholat, bagi
yang beragama islam.
4. Jaket tebal, dari bahan nilon berlapis kain dan berponco.
5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras).
6. Pakaian cadangan; masukan dalam plastic.
7. Peralatan makan; piring, sendok, garpu, gelas/mug, tempat air.
8. Peralatan mandi; gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sandal, handuk.
9. Peralatan masak; misting, kompor spiritus, kompor paraffin.
10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic.
12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin.
13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat.
15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam tabung bekas film
agar aman.
17. Ponco; berguna untuk jas hujan, tenda darurat, alat tidur dan lain-lain. Jika tidak ada ponco,
bawalah plastic tebal selebar taplak meja.
18. Obat-obatan pribadi.
Kalo kamu berkemah, ya tentu saja harus bawa tenda dan sebelum berangkat tenda diperiksa
dahulu apakah masih bagus atau sudah banyak dengan lubang/ robek. Berapa kebutuhan tali
dan pasak serta tongkat/ bambo untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda harus dicuci dahulu,
agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat, perlengkapan/ barang di
cek, jangan ada yang teringgal.
H. Sebagai bahan evaluasi di masa mendatang , maka sebaiknya dilakukan :
1. Mencata prestasi peserta kegiatan peserta didik
2. Perubahan sikap (Sebelum dan sesudah pulang kemah)
3. Melihat kesehatan pesrta
4. Faktor pendukung, kekurangan , kesalahan, dan hambatan
5.Laporan hasil berkemah disampaikan kepada orang tua peserta didik
Catatan :Jangan dirikan tenda di Tepi jalan raya, Makam, Tepi tebing/jurang, Dekat semak belukar
I. “Alam Lain”
Diakui atau tidak , perihal yang satu ini kerap terlupakan atau dilupakan dalam
penyelenggaraan kegiatan terutama perkemahan. Hal ini biasanya tidak dipermasalahkan
sampai akhirnya timbul masalah
Untuk mencegah kemungkinan munculnya gangguan adalah bijaksana Panitia untuk
mengingatkan Panitia dan Peserta akan hal hal berikut ini :
1. Tetap menjaga rutinitas ibadah
2. Tetap menjaga komunikasi sesame anggota satuan dan memperingatkansesama
anggota
3. Tidak melakukan pantangan pantangan yang biasanya menimbulkan gangguan
4. Memberi penjelasan perihal kondisi metafisika di lokasi
Selain itu perlu kiranya Panitia mengadakan ritual keagamaan sebagai pendekatan spiritual.
SURVIVAL
TUMBUHAN PENYELAMAT DI SAAT DARURAT
Aktivitas di alam terbuka sering memunculkan situasi darurat. Tersesat, terhadang cuaca buruk,
atau kehabisan bekal. Jangan panik, tumbuhan liar hutan menyediakan aneka daun, buah,
umbi, batang yang bisa dimakan, asalkan kita mengenal ciri-cirinya.
Kalau Anda mengaku doyan menempuh rimba atau mendaki
gunung, pasti kenal dengan istilah survival, yaitu upaya
untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival
wajib dikuasai oleh para petualang untuk menghadapi situasi
darurat lantaran kehilangan orientasi atau kehabisan bekal.
Kiat hidup darurat ini penting, soalnya alam kerap sulit
diprediksi perilakunya, walaupun sejak awal Anda telah
mempersiapkan segala sesuatu secermat mungkin.
Misalnya peta lokasi, kompas, global positioning system
(alat untuk mengetahui posisi sesaat dengan bantuan
satelit), alat komunikasi (HT,HP), bekal, dan obat-obatan.
Dengan pengetahuan survival yang andal, Anda seperti
mempunyai jurus pamungkas yang sewaktu-waktu bisa
dikeluarkan di saat posisi terjepit. Sebagian dari ilmu survival
itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang
layak dan aman untuk dimakan.
Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan
berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki
kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika
ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari
keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang
disarankan untuk dimakan.
Tak beracun = dimakan satwa
Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada
beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan.
Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah
tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang
berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya
jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin
kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.
Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman
yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu,
atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang
keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan
tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah
lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.
Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin
Buah senggani (Melastoma sp.)
boleh dimakan.
ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis.
Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa,
kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya
bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna
putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).
Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan.
Ciri-ciri Myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak
sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.
Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat.
Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman
hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit
pahit.
Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan
gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak
sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu
dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles
(Amorphophallus sp.)
Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa
Jamur liar jenis ini biasa
dikonsumsi masyarakat di P.
Padaidori, Biak - Papua.
dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan
jarum jam). Di antaranya gembili (Dioscorea aculeata),
gembolo (Dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah
           


lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya
berduri, harus ekstrahati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya
gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap
dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan
beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian
pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.
Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan.
Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa (Passiflora sp.). Markisa ini
adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak
(Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal
senggani (Melastoma sp.), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan Hindari warna mencolok.
Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut
literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak
dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran
bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.
Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat
tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan
hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan
belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang
ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa
dikonsumsi masyarakat.
Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna
payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur
kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.
Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan
jamur tersebut tak layak konsumsi.
Tahukah Anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya,
misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti
payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada
jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang (Volvariella volvacea), meski
mempunyai cincin tetapi bisa dimakan.
Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka
dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada
perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida
atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun.
Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.
Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena
dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan
jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil,
tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur
cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari.
Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak
buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan
lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan
jalan "dipancing-pancing". Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga
membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.
TEKNIK MENGHEMAT TENAGA
Di alam bebas, kita dapat melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi tingkat keadaan
darurat. Caranya:
1. usahakan tubuh tetap kering, tubuh basah akan menguras energi
2. usahakan membatasi keluar keringat berlebih, jangan melakukan hal yang tidak perlu
3. lakukan pekerjaan dengan tenang
4. beristirahat yang cukup
5. minum cairan yang hangat setelah dipanaskan
6. pakai pelindung kepala/ topi
7. lindungi diri dari tiupan angin dengan pakaian yang hangat dan tebal
8. jangan panic
9. banyaklah makan jika ada kesempatan
CARA MENDAPATKAN AIR
Air adalah factor penting dalam bertahan hidup di alam bebas. Tanpa makanan manusia dapat
bertahan lama di banding tanpa air minum. Cara mendapatkan air minum antara lain:
1. memeras tumbuhan lumut untuk diambil airnya, kemudian di saring
2. mengambil air rembesan dari tebing
3. memotong batang pohon rotan secara miring, kemudian airnya di tadah
4. meremas akar alang-alang, rumput gajah/ gelagah
5. mengambil dari beberapa jenis talas-talasan
6. menadah atau mengumpulkan air embun yang menempel pada daun di pagi hari
7. menampung air hujan
8. meminum air dari sungai kecil pegunungan
9. mengambil air dari tumbuhan kantung semar
10. mengambil air dari tebasan pohon pisang
catatan:
1. jangan meminum air yang menggenang dan tidak mengalir
2. air belerang dapat diminum tetapi cukup sedikit saja
3. air laut tidak bias diminum karena akan menimbulkan rasa haus yang lebih
4. jangan minum air sawah karena biasanya mengandung zat-zat beracun dari pupuk dan
pestisida
BIVAK
Bivak : suatu tempat dimana kita dapat berlindung sementara, guna melindungi dari cuaca
buruk dan memberikan rasa aman.
Bahan membuat bivak:
a. dari alam : dahan, ranting dedaunan, batu-batuan, gua dan sebagainya
b. dari bahan yang sudah ada: jas hujan, ponco, parasut
yang perlu di perhatikan dalam membuat bivak:
1. pemilihan tempat yang baik dan menguntungkan, seperti terhindar dari
hembusan angin. mudah dilihat dari jauh (bila kita tersesat, memudahkan tim
pencari menemukan kita)
2. factor keamanan, bahaya pohon tumbang, banjir, longsor, dn sebagainya
3. kesehatan yang memenuhi syarat
Kompas
Kompas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menetapkan/menunjukkan arah mata angin. Seorang pengembara dan ahli berkemah, harus mengetahui benar tentang Kompas. Dengan bersemboyan pada Kompas, ia akan dapat mengikuti jalan yang tertera dalam Peta, maka ia tidak akan tersesat dalam perjalanan/pengembaraan.
Bagian-bagian penting dari Kompas :
  1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
  2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
  3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
  4. Jarum Penunjuk, adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
  5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
  6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.

Gambar penampang kompas
Cara Mempergunakan Kompas :
  1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET.
  2. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 50o dengan kaca dial.
    Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :
    • Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.
    • Mengintai derajat Kompas pada Dial.
  3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar.
  4. Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol/tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung (keluar dari route) dengan tidak kehilangan jalur menuju 30o.
  5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam perialanan.

Cara melihat Kompas dan membidik sasaran
Rumus Back Azimuth/Back Reading
1.      Apabila sasaran kurang dari 180o = ditambah 180o
0o - 180o = X + 180o
2.      Apabila sasaran lebih dari 180o = dikurang 180o
180o - 360o = X - 180o
Contoh :
30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o
240o sasaran baliknya adalah 240o - 180o = 60o
PENYAKIT-PENYAKIT RAKYAT YANG PENTING DAN CARA
PENCEGAHANNYA
A. Malaria
Penyebab parasit plasmodium yang
penularannya melalui nyamuk ”
Anopeles”
Gejala :
1. Menggigil
2. Puncak demam
3. Keringat banyak
4. Suhu badan turun
Pencegahan
1. Memberantas nyamuk dan jentiknya
2. Minum obat anti malaria
B. TBC
Penyebab basil (microbacterium) yang
menyerang paru-paru, penularannya
melalui pernafasan dan kontak dengan
penderita
Pencegahan :
1. vaksinasi pada anak/bayi dengan BCG
2. Menghindari kontak dengan penderita
C. Muntaber
Gejala : Berak terus/sering atau berak
lebih dari 2 kali dalam sehari
Tindakan : Beri munuman oralit
Pencegahan :
1. Makan dan minum yang berair
2. Perhatikan kebersihan lingkungan dan
pekarangan
3. Sesudah menolong penderita, cuci
tangan dengan bersih
D. Demam Berdarah
Penyebab : Virus yang ditulakan oleh
nyamauk ”Aides Aigepty”
Gejala : Demam mendadak, tidak dapat
tidur, timbul bintik-bintik
Pencegahan :
1. Memperbaiki higiene dan sanitasi
dengan mendiadakan genangan air
2. Pembasmian parasit diberantas dengan
obat Abate
3. Menggunakan penyemprotan melation
E. Hepatitis
Gejala : Demam, lemah, mual, ntampak
kuning, suhu badan tinggi
Penularan : Makanan yang tercemar dan
melalui alat suntikan
F. Disentri
Penyebab : Bacillieri Dysentri atau
Amoeba Dysentri yang vterdapat pada
makanan yang telah dihinggapi lalat
Penularan : Melalui sentuhan langsung,
lalat, udara, air dan makanan
Pencagahan :
1. Minum air yang sudah dimasak
2. Sesudah buang hajat tangan harus
dibersihkan
3. Membunuh lalat
G. Typus
Penyebab : Basil Typus
Penularan : Udara, makanan, lalat
Pencegahan : Diasingkan dan diberi
suntikan vaksin typus