KODE
KEHORMATAN
Kode kehormatan adalah suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam
kehidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan
ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota Gerakan
Pramuka.
Kode kehormatan di kalangan Gerakan Pramuka, terdiri dari 2
macam kode, yaitu:
1. Janji (satya) yang berupa Trisatya (Scout Promise) untuk
Penggalang keatas,
untuk golongan siaga Dwisatya.
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya
adalah :
janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota
Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan
dan mengamalkan
janji;
titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan
visi,
intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi
maupun anggota
masyarakat lingkungannya.
The Scout Promise
On my honour I promise that I will
do my best
To do my duty to God and the King (or to God and my Country);
To help other people at all times;
To obey the Scout Law.
TRISATYA (Untuk golongan
Penegak keatas, untuk golongan
penggalang
kata “ikut serta …” diganti “mempersiapkan diri….”)
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
3. menepati dasadarma
Di dalam Trisatya terdapat 6 kewajiban yaitu:
1. Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Kewajiban terhadap Pancasila
4. Kewajiban terhadapsesama hidup
5. Kewajiban terhadap masyarakat
6. Kewajiban terhadap Dasadarma
2. Ketentuan moral (janji) berupa dasadarma (Scout Law) untuk
Penggalang keatas,
untuk golongan siaga Dwidarma.
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut
Darma
adalah :alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk
mengembangkan budi
pekerti luhur.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
28
upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong peserta didik
menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana
ia hidup dan
menjadi anggota.
landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui
kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan
masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan
dan gotong
royong;
kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan
Moral disusun
dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban
anggota,
pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
The Scout Law
1. A Scout’s honour is to be
trusted.
2. A Scout is loyal.
3. A Scout’s duty is to be useful and to help others.
4. A Scout is a friend to all and a brother to every other Scout.
5. A Scout is courteous.
6. A Scout is a friend to animals.
7. A Scout obeys orders of his parents, Patrol Leader or
Scoutmaster without
question.
8. A Scout smiles and whistles under all difficulties.
9. A Scout is thrifty.
10. A Scout is clean in thought, word and deed
DASADARMA (SK
Kwarnas no 36/ KN/79)
Pramuka itu:
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.
Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban
terhadap
Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus
sedikit dibedakan
bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang
yang diresapkan
dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan
yang ada di
dalam Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam
tingkah laku
ataupun sikapnya,
Atau dengan kaata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan
sesuatu yang
ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang
tampak lahiriah.
Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu
pengulangan,
tetapi penekan
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
29
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
Kode
Kehormatan dilaksanakan dengan :
Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan
masing-masing
Membina kesadaran berbangsa dan bernegara
Mengenal , memelihara, dan melestarikan lingkungan
beserta alam seisinya
Memiliki sikap kebersamaan , tidak mementingkan diri
sendiri , baik dalam
lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat , membina
persaudaraan dengan pramuka sedunia
Hidup secara sehat jasmani dan rohani
Belajar mendengar , menghargai dan menerima pendapat /
gagasan orang lain
, membina sikap mawas diri , bersikap terbuka , mematuhi
kesepakatan dan
memperhatikan kepentingan bersama , mengutamakan kesatuan dan
persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan
bertingkah laku
sopan , ramah dan sabar
Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi
dalam kegiatan
bakti maupun social , membina ketabahn dan kesabaran dalam
menghadapi
/mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenail sikap putus asa
Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan
sebagai upaya
persiapan pribadi menghadapi masa depan , berupaya melatih
ketrampilan dan
pengetahuan sesuai kemampuanya , riang gembira dalam menjalankan
tugas
dan menghadapi kesulitan maupun tantangan
Bertindak dan hidup secara hemat , serasi dan tidak
berlebihan , teliti ,
waspada dan tidak melakukan hal yang mubadzir dengan membiasakan
hidup
secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau
mengatasi
berbagai tantangan yang dihadapi
Mengendalikan dan mengatur diri , berani menghadapi
tantangan dan
kenyataan , berani dalam kebenaran , berani mengakui kesalahan ,
memegang
teguh prinsip dan tatanan yang benar , taat terhadap aturan dan
kesepakatan
Membiasakan diri menepati janji , memenuhi aturan dan
ketentuan yang
berlaku , kesediaan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan
dan
perbuatan , bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi
Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam
upaya membuat gagasan
dan menyelesaikan permasalahan , berhati – hati dalam bertindak ,
bersikap
dan
berbicara.
BODEN POWEL
Robert Stephenson Smith Baden
Powel
22 Februari 1857- 8 Januari
1941
“Scouting is not a science to be solemny studied, not is it a
collection
of doctrine and texts. NO! it is a jolly game in the out of doors,
where boy-men and boy can go adventuring together as leader and
younger brothers, picking up health and happiness, handicraft and
helpfulness.” Lord
Boden Powel of Gilwell
Artinya :
“Kepanduan/ kepramukaan bukan suatu ilmu yang harus
dipelajari secara tekun, bukan pula suatu kumpulan dari ajaran ajaran
dan naskah-naskah. Bukan! Itu adalah suatu permainan
yang menyenangkan di alam terbuka,dimana orang dewasa dan
anak-anak pergi bersama-sama. Mengadakan pengembaraan
seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan,
keterampilan
dan kesediaan memberikan pertolongan”
Tanggal
22 Februari 1857 lahirlah seorang bayi dari
pasangan
suami istri Domine H.G. Baden Powell dan W.T.
Smith
di London Inggris yang diberi nama baden
Powell.
Belum
lagi bayi itu genap berumur lima tahun, ayahnya
meninggal.
Sering kali keluarga itu mengalami kesukarankesukaran,
tetapi
berkat cinta kasih seorang ibu kepada
anaknya
dan cinta kasih anak-anak terhadap ibunya, segala
kesulitan
dapat diatasi. Jiwa dan watak Baden Powell
terbentuk
oleh tangan lembut ibunya dan tempaan
pangalaman
petualangan dengan saudara laki-lakinya.
Tahun
1870 Baden Poweel masuk Charterhouse School di London dengan
bea
siswa. Ia bukan pelajar yang luar biasa, tetapi ia adalah seorang yang giat. Ia
selalu
menjadi pusat perhatian dalam setiap kesempatan karena bakatnya yang luar
biasa
dalam bidang sandiwara, mengarang, menggambar, musik dan olah raga
khususnya
sepakbola. Bahkan ia menjadi kiper andalan sekolahnya. Baden Powell
selalu
gembira dan lucu sehingga disenangi teman-temannya.
Setamatnya
dari Charterhouse Baden Powell melanjutkan pendidikannya pada
akademi
militer di Sandhurst. Ia berpendapat bahwa menjadi militer merupakan
jembatan
untuk dapat mengelilingi dunia. Dan ini memang menjadi kenyataan setelah
ia
banyak ditugaskan ke garis depan tentara Inggris baik di India (sebagai
pembantu
letnan),
di Afganistan, di Afrika Selatan maupun di tempat yang lainnya. Berkat
kemampuannya
dia mendapat simpati dan penghargaan, baik dari kawan maupun
lawannya.
Salah satu julukan Baden Powell adalah IMPESSA atau
serigala yang tak
pernah
tidur.
Pengalaman
tempur yang sangat menggemparkan terjadi di Mafeking
di
tengah
benua Afrika yang masih ganas. Ketika perselisihan memuncak dia dikirimkan
kesana
untuk membebaskan rekannya yang terkepung. Pasukan Baden
Powell
berhasil
masuk dengan menerobos. Namun yang terjadi justru mereka terkepung
sehingga
tak ada jalan untuk memberikan subsidi makanan bagi mereka. Dengan
kemampuannya
dan jiwanya yang besar Baden Powell banyak memberi bantuan baik
lewat
kata-kata penghiburnya, pembawaanya yang selalu senang, ataupun lewat
kemampuannya
mempertahankan hidup di dalam pengepungan itu. Dan ketika
Mafeking
telah dapat direbut, terjadilah perayaan yang
begitu menggemparkan negri
Inggris.
Nama Baden Powell pun menjadi harum. Dia telah menjadi Pahlawan
negrinya
Sepulang
dari negri Afrika, ia mengarang sebuah buku untuk tuntunan para
tentara
yang diberi judul AIDS TO SCOUTING atau pedoman untuk memandu. Buku
ini
kemudian menjadi buku bacaan di sekolah-sekolah laki-laki. Berhasilnya buku ini
menumbuhkan
kesadarannya tentang pentingnya sebuah buku yang khusus
diperuntukkan
bagi anak-anak. Setelah tahun 1907 ia mengadakan perkemahan pandu
yang
pertama, pada tahun 1908 dia mengarang buku Scouting
For Boys secara
berkala
tiga bulanan. Buku ini pun kemudian menyebar ke seluruh pelosok tidak saja di
Inggris
tetapi juga diluar Inggris.
Setelah
kepanduan berkembang dengan pesat di dunia, dia menyadari bahwa
sangat
tepat jika dia mengkhususkan diri dalam bidang kepanduan. Oleh sebab itu dia
meletakkan
jabatannya sebagai tentara dengan pangkat terakhir letnan jendral dan ia
memasuki
kehidupannya yang kedua seperti yang ia sebutkan. Pada tahun 1912 ia
mengadakan
perjalanan keliling dunia menemui pandu di seluruh dunia, dan pada
tahun
1924 diadakan jambore pandu sedunia yang pertama di Denmark. Pada acara
malam
terakhir pertemuan itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu se-
Dunia.
Setelah
mencapai usia 80 tahun kesehatannya mulai menurun. Ia rindu akan
Afrika.
Kemudian ia mengajak istrinya ke Kenya Afrika untuk bertempat tinggal di
sana.
Disanalah Baden Powell mengakhiri hidupnya yaitu pada tanggal 8 Januari
1941
sebulan lebih sedikit sebelum ulang tahunnya yang ke-84.
Memang
kerinduannya akan Afrika lagi sangat besar.
“Sebelum aku
mati, aku ingin melihat Afrika lagi”, kata Baden Powell. Istrinya,
Olave
St. Clair Soames menjawab, “Aku akan membawamu ke sana”.
Ia
telah meninggal dengan penuh damai dalam hatinya. Tubuhnya terbaring di tengah
kicau
burung yang meloncat dari dahan ke dahan, seakan-akan mengucapkan selamat
jalan
pada Baden Powell.
Ia
kini telah tiada tetapi benih kepanduan yang ditaburkannya telah tersebar ke
seluruh
pelosok dunia.
PESAN BADEN POWELL
Pandu
– pandu yang tercinta, *)
Jika
kalian pernah melihat sandiwara “Peter Pan”, maka kalian akan
mengetahui
apa sebabnya para perompak laut selalu meninggalkan surat
wasiat
sebelum dia meninggal. Ini disebabkan karena mereka takut tak sempat
mengeluarkan
isi hatinya jika saat menutup mata tiba. Demikian pulalah aku.
Walau
waktu ini aku belum meninggal, namun hal itu pada suatu saat akan tiba
juga
bagiku. Oleh karena itu, aku ingin menyampaikan pesan sekedar kata
perpisahan
untuk minta diri. Ingatlah ini, merupakan pesanku yang terakhir.
Oleh
karena itu aku ingin kalian merenungkannya.
Hidupku
sangat berbahagia, mudah – mudahan kalian juga merasakan
kebahagian
itu dalam hidupmu. Saya yakin, Tuhan menciptakan kita dalam
dunia
yang indah ini untuk hidup bergembira dan berbahagia. Kebahagiaan
tidak
timbul dari kekayaan, juga tidak dari pangkat yang mnguntungkan
atau
dari kesenangan pribadi. Jalan kearah hidup
berbahagia ialah
menjadikan
dirimu lahir dan batin selalu sehat dan kuat ketika masih kanak –
kanak,
sehingga kalian dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati
hidup
jika nanti telah dewasa.
Usaha
menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam dirimu, bahwa
betapa
banyaknya keindahan dan keajaiban yang telah diciptakan Tuhan
untuk
kita nikmati. Oleh karena itu lebih
baik kita mencari kebagusannya
dari
pada kejelekannya. Jalan ke arah bahagia adalah membahagiakan
orang
lain. Usahakanlah andaikata kalian meninggalkan dunia ini, dalam
keadaan
lebih bagus dari waktu kalian masih hidup.
Dan
bila tiba giliran kalian untuk meninggalkan dunia ini, maka kalian akan
meninggalkannya
dengan rasa puas; karena kalian tidak menyia-nyiakan
dirimu,
tetapi telah mempergunakannya sebaik – baiknya. Bersiaplah
untuk
hidup
dan mati dengan bahagia. Resapkanlah hal itu dalam “Janji Pandu”,
meskipun
saat nanti kalian bukanlah anak – anak lagi,- dan Tuhan akan
melimpahkan
pertolongan kepada kalian dalam setiap usaha.
Kawan kalian,
BADEN POWELL
*)
Surat ini ditemukan dalam berkas surat milik Baden Powell setelah dia lama
meninggal.
Mungkin surat ini ditulis jauh sebelum dia meninggal.
Terjemahannya diusahakan
sesuai dengan aslinya.
Sejarah Kepanduan Sedunia
Awal tahun
1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk
acara
latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat
buku
dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris
dan
negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan
yang
semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912
atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan
organisasi
kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan
oleh istri
beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak
serigala)
dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman
kegiatannya.
Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh
induk
serigala.
Tahun 1918
beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun
1922
beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku
ini
menggambarkan
seorang pemuda yang harus mengayuh
sampannya
menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920
diselenggarakan Jambore Dunia yang
pertama di
Olympia Hall, London. Beliau mengundang
pramuka
dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell
diangkat
sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of
The
World).
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Buku
Materi Pramuka Penegak
Ambalan
Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN IKATAN
ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright by
drpsap_turtle 2010)
5
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
Tahun 1914
beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana
tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau
mendapat
sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina
Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920
dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di
London,
Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke
Ottawa
Kanada.
Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak
tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturutturut
oleh
Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry
(Kanada)
yang pada
tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy
sebagai
Sekjen.
Biro
Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica,
Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri
bermarkas di
London dengan 5 kantor kawasan di
Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
SEJARAH GERAKAN PRAMUKA
AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA
Masa Hindia Belanda
Kenyataan
sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam
pergerakan
perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan
kepramukaan
nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak
adanya
dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi
yang
Bhinneka.
Organisasi
kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse
Padvinders
Organisatie"
(NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir
besar
sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische
Padvinders
Vereeniging"
(NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi
Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse
Padvinders
Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun
1916.
Kenyataan
bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di
atas dapat
diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920
berganti
nama
menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang
didirikan oleh Budi Utomo;
Syarikat
Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian
diganti menjadi
"Syarikat
Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale
Islamietishe
Padvinderij
(NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale
Padvinders
Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat
bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan
terbentuknya
PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi
dari
Pandu
Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Federasi
ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930
berdirilah
Kepanduan
Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu
Kebangsaan
(JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
PAPI
kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia
(BPPKI)
pada bulan April 1938.
Antara
tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas
utama
kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat
dicatat
Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan
(PK),
Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang
bernafas
agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII),
Islamitische
Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik
Indonesia
(KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
Sebagai
upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan
Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini
mengalami
beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang
kemudian
disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem"
disingkat
PERKINO
dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Masa Bala Tentara Dai Nippon
"Dai
Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu.
Pada masa
Perang
Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan
Indonesia.
Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang
berdiri.
Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu,
semangat
kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.
Masa Republik Indonesia
Sebulan
sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan
berkumpul
di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan
Indonesia
sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi
kepramukaan
untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan
Kepanduan
Indonesia.
Kongres
yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta
dengan
hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh
segenap
pimpinan
dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu
pemerintah RI mengakui
sebagai
satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri
Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun
sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan
pada
peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman
gedung
Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto
menghadap
Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada
negara,
tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang
berdiri,.
Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera
Indonesia
(KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa
perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian
juga bagi
para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode
perjuangan
bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu
inilah
Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22
Januari
1950.
Kongres
ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi
kesempatan
kepada
golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing
dan
terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi
satu-satunya
organisasi
kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab.
tertanggal
6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat
Indonesia
merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor
93/Bag. A
tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.
Mungkin
agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri
No.
2334/Kab.
itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di
Ja-karta.
Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya
Ikatan
Pandu
Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia
Ipindo
merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi
organisasi
puteri
terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan
POPPINDO
(Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah
bersama-sama
menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke
Australia.
Dalam
peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan
Jambore
Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955,
Jakarta.
Ipindo
sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan
seminar
agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup
kepramukaan.
Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar
Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
setiap
gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang
ada dapat
dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan November 1958, Pemerintah RI, dalam
hal ini
Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan
topik
"Penasionalan
Kepanduan".
Kalau
Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI
menyelenggarakan
perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di
Ciputat.
Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo
mengirimkan
kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Nah,
masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.
Buku
Materi Pramuka Penegak
Bapak Pramuka Indonesia
SIAPAKAH BELIAU ?
Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12
April
1912 - Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja
Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Beliau
juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978.
Beliau
juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat
sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961 - 1974)
Biografi
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912,
HamengkubuwonoIX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII
dan Raden Ajeng
Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari
keluarganya. Dia memperoleh
pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di
Bandung. Pada tahun 1930-
an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda
(”SultanHenkie”).
Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal
18 Maret 1940
dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan
HamengkubuwonoSenopati
Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang
Kaping Songo”. Beliau
merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong
kemerdekaan
Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI
memberi status khusus bagi
Yogyakarta dengan predikat “Istimewa”. Sejak 1946 beliau pernah
beberapa kali menjabat
menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan
resminya pada tahun 1966
adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.
Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir
masa jabatannya
pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai
wakil presiden dengan alasan
kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan
sebenarnya ia mundur adalah
karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada
Peristiwa Malari dan hanyut
pada KKN.
Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington
University Medical Centre,
Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di
Imogiri
KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA DI INDONESIA
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak
latar
belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan,
kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa
jumlah
perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak.
Jumlah itu
tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan
MPRS
Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana
pembangunan Nasional
Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C.
yang menyatakan
bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila.
Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya
diintensifkan dan menyetujui
rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30).
Kemudian kepanduan
supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C
Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya.
Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh
dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari
Kamis malam itulah
Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus
diperbaharui, metode dan
aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan
yang ada dilebur menjadi satu
yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri
atas Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A.
Azis Saleh dan Menteri
Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi.
Panitia ini tentulah
perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan
Presiden RI No.112 Tahun 1961
tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana
Pembentukan Gerakan Pramuka
dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada
tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden
dengan Keputusan Presiden
itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI
Nomor 121 Tahun 1961
tanggal 11 April 1961 tentang Panitia
Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota
Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh,
Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri
Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238
Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka Kelahiran
Lahirnya Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa
yang saling berkaitan yaitu :
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan
pimpinan yang mewakili
organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9
Maret 1961 di Istana
Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN
PRAMUKA
2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal
20 Mei 1961,
tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai
satu-satunya
organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan
kepanduan bagi
anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar
Gerakan
Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para
pengelola
Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah;
Hari
Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti
khusus dan
merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga.
Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang
dengan ikhlas
meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di
Istana Olahraga
Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI
IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara,
diikuti defile Pramuka
untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan
Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada
tanggal pada tanggal
14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar
pada peringatan
Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal
oleh masyarakat. Oleh
karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya
yaitu pengurus dan
anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini
dipegang oleh Majelis
Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka
dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil
angka keramat 17-8-’45,
yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya
duduk dalam Kwarnas 17 orang
dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres
RI No.447 Tahun 1961,
tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang
dengan rincian dari 70
anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8
orang di antara anggota
Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil
Ketua I, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz
Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
menjabat Ketua dan Brigjen
TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat
Indonesia pada tanggal
14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat
yang penting di Indonesia.
Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel
Besar yang diikuti
dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan
berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas,
Kwarnas dan Kwarnari, di
Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan
kehormatan berupa Panji
Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961)
yang diterimakan
kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
sesaat sebelum pawai/defile
dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian
dilakukan sebagai HARI
PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan
anggota Gerakan Pramuka.
SEKILAS GERAKAN PRAMUKA
Pengertian Kepramukaan
Kepramukaan pada hakekatnya adalah :
Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang
menyenangkan bagi anak dan
pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;
Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah
dan di luar lingkungan
pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Sifat Kepramukaan
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di
Kopenhagen, Denmark,
maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Nasional, yang berarti suatu organisasi
yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu
negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan,
kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Internasional, yang
berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini
harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan
antara
sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan
kepercayaan/agama,
golongan, tingkat, suku dan bangsa.
Universal, yang berarti bahwa kepramukaan
dapat dipergunakan di mana saja untuk
mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan
pendidikannya
selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Fungsi Kepramukaan
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi
sebagai :
Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan
dan mengandung
pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan
permainan, jadi
bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa
aturan dan tujuan,
dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut
saja kegiatan menarik.
Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu
tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini
mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya
pencapaian
tujuan organisasi.
Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan
masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai
tujuan
organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai
latihan berkala
dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan
pendidikannya.
Istilah Gerakan Pramuka dan Pramuka
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses
pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia.
Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam
organisasi kepramukaan
seperti Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia, Hizbul
Waton dan lain-lain.
Sekarang hanya satu organisasi yang disebut Gerakan Pramuka.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang
berusia antara 7 sampai
dengan 25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu
sebagai Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok
anggota yang lain
Buku Materi Pramuka Penegak
yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pleatih, Pamong Saka, Staff
Kwartir dan Majelis
Pembimbing.
Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda karana,
yaitu rakyat muda yang
suka berkarya.
Tujuan Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia
dengan prinsip-Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar
supaya :
Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta :
tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan
beragamanya.
tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
kuat dan sehat fisiknya.
Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat
yang baik dan
berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan
bangsa dan
negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu
semua kegiatan yang
dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah
pada pencapain tujuan
tersebut.
Tugas Pokok
Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan bagi
anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka,
sehingga dapat
membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan
sanggup serta
mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka
selalu
memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta
didiknya.
Gerakan Pramuka berkewajiban melaksanakan Eka Prasetya Pancakarsa.
Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan
Gerakan
Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan
nasional
bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara,
yang
merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam iktu membantu
pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah
dan segala
peraturan perundang-undangannya.
Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha
membentuk
tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya
Gerakan
Pramuka harus memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan
harapan
masyarakat, termasuk orang tua Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka
terutama pada
satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa
yang
diharapkan orang tua Pramuka dan masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip
Dasar dan
Metode Kepramukaan, sistim among dan berbagai metoda penyajian
lainnya. Para
Pramuka mendapat pembinaan dalam satuan-gerak sesuai dengan usia
dan bidang
kegiatannya dengan memgikuti ketentuan pada Syarat Kecakapan Umum,
Syarat
Lecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda.
Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan kepramukaan itu ialah
:
kuat keyakinan beragamanya.
tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila.
sehat, segar dan kuat jasmaninya.
cerdas, segar dan kuat jasmaninya.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
berpengetahuan luas dan dalam.
berjiwa kepemimpinandan patriot.
berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan.
berpengalaman banyak.
Kiasan dasar
Kiasan dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran)
sesuatu yang
disanjung dan didambakan. Yang menjadi kiasan dasar Gerakan
Pramuka adalah romantika
perjuangan besar bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka kiasan
ini mengambil hal-hal yang
ada hubungannya dengan perjuangan bangsa. Baik pada masa lalu,
maupun perjuangan
pembangunan pada masa sekarang.
Berhubung dengan kiasan itu, maka kata-kata penting dalam
urut-urutan perjuangan bangsa
Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang dipergunakan
istilah-istilah di dalam Gerakan
Pramuka, yaitu anak didik yang umur 7 - 10 tahun disebut Siaga, yang umur 11 - 15 tahun
disebut Penggalang, yang umur 16 - 20 tahun disebut Penegak dan umur 21 - 25 tahun disebut
Pandega. Orang dewasa yang memimpin
Pramuka disebut Pembina, anggota Kwartir disebut
Andalan.
Sesuai dengan tingkat kecakapan yang dicapai oleh seorang Pramuka,
maka istilah-istilah
tersebut di atas ditambah istilah belakang : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata, Penggalang
Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, Penegak Bantara, Penegak
Laksana (tentang
Pandega hanya ada satu tingkat).
Satuan kecil untuk Siaga disebut Barung (tempat penjaga ramuan bangunan).
Satuan yang
terdiri dari beberapa Barung disebut Perindukan (tempat
dimana anak cucu berkumpul). Satuan
untuk Penggalang disebut Regu (gardu, pangkalan untuk meronda).
Satuan yang terdiri dari
beberapa regu disebut Pasukan, (tempat suku berkumpul. Satuan
kecil untuk Penegak disebut
Sangga (rumah kecil untuk orang yang bertanggung
jawab menggarap sawah/ladang). Satuan
kecil untuk Pandega disebut Racana (pondasi, alas tiang, umpak atap).
Satu perindukan Siaga,
satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan Penegak dan satu Racana
Pandega, bersama
merupakan satu Gugusdepan
(kombinasi satuan-satuan yang
bertugas di depan, terdepan,
yang langsung menghadapi tantangan).
Prinsip Dasar dan Metodik Kepramukaan
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang
digunakan dalam pendidikan
kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu pendidikan kepramukaan telah menyusun
prinsip-Prinsip Dasar
dan Metode Kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi
muda melalui
pendidikan kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada
kegiatan anak atau remaja
sehari-hari.
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan itu harus diterapkan secara
menyeluruh. Bila sebagian
dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi
gerakan pendidikan kepramukaan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip
Dasar dan Metode
Kepramukaan ialah :
Prinsip Dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya;
peduli terhadap diri pribadinya;
taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota
Gerakan Pramuka,
ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh
dan untuk diri
pribadinya, bagi pesertadidik dibantu oleh pembina, sehingga
pelaksanaan dan
pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian,
kepedulian,
tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun
anggota
masyarakat.
Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka,
baik sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang
menyadari
bahwa diri pribadinya :
mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai
tata-cara dari agama yang
dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi
laranganNya.
mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup
bersama dengan mahkluk lain
yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama
manusia yang
telah diberi derajat yang lebih mulia dari mahkluk lainnya. Dalam kehidupan
bersama
didasari oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa
di bumi yang
berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi
manusia untuk hidup
bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dengan rukun dan
damai.
memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
sosial serta memperkokoh
persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat
menunjang/ memberikan
kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya. Karena itu manusia wajib
peduli terhadap
lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan
menciptakan lingkungan
hidup yang baik.
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
belajar sambil melakukan;
sistem berkelompok;
kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan
yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
kegiatan di alam terbuka;
sistem tanda kecakapan;
sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
sistem among.
Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari
Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode
Kehormatan.
Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur
yang merupakan
subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi
pendidikan yang
spesifik
dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
(SK KWARNAS GERAKAN PRAMUKA NO. 06/KN/72 TAHUN 1972)
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar Silhouette tunas
kelapa. Diciptakan oleh Kak Sunaryo Atmodipuro, seorang Andalan
Nasional Yang pernah aktif bekerja di Departement Pertanian.
Diatur dalam Surat Keputusan Kwarnas No. 06/ KN/ 72 yang
dikeluarkan tanggal 31 Januari 1972
Lambang Gerakan Pramuka Mempunyai Beberapa Makna Kiasan,
Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka adalah:
Satu : Buah Nyiur dalam keadaan
tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal
di Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang
menurunkan
generasi baru.
Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap
Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
Dua : Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang
bagaimanapun
djuga.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang
yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar
tekadnya
dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh
segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa
Indonesia.
Tiga : Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya
dayaupayanya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat
menyesuaikan
diri dalam masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang
bagaimanapun juga.
Empat :Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah
satu pohon
yang tertinggi di Indonesia.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai
cita-cita
yang tinggi dan lurus yakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap
tegak tidak
mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
Lima : Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah
melambangkan
bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang
kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat
dan
nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk
memperkuat
diri guna mencapai cita-citanja.
Enam
: Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi
lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna
dan
membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air,
bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Penggunaan Lambang
Lambang
gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir
dan
satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka. Penggunaan tersebut
dimaksudkan
sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan kegiatan
gerakan
pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka
tersebut.
Bendera Gerakan Pramuka
Ukuran untuk tingkat :
Nasional : 200 x 300 cm
Daerah : 150 x 225 cm
Cabang : 90 x 135 cm
Ranting : 60 x 90 cm
Gugus Depan : 60 x 90 cm
Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan beukuran
tiga banding
dua, berwarna dasar putih, ditengah-tengahnya terdapat lambang
Gerakan Pramuka
berwarna merah.
Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan
ukuran lebar 1/10 dari
lebar bendera. Letaknya 1/10 dari lebar bendera, dari sisi atas
dan sisi bawah.
Pada bagian pinggiran tempat tali bendera terdapat jalur merah
sepanjang lebar
bendera dengan ukuran lebarnya 1/8 dari panjang bendera, dengan
tulisan a. untuk
nama
Kwartir, b. untuk nama gugus depan dan nomor gugus depan.
SALAM PRAMUKA
Salam adalah suatu tanda antara orang-orang yang terhormat.
Dapat memberikan salam kepada orang lain merupakan suatu
kehormatan yang istimewa. Salam pramuka adalah salam yang
ditujukan kepada anggota lain dengan tujuan :
1. Memberikan Penghormatan.
2. mendekatkan tali Persaudaraan.
3. silaturahmi
jenis- jenis salam ada 3, yaitu:
1. salam janji
adalah salam yang dilakukan sebagai tanda penghormatan sewaktu
mendengar
Trisatya saat dibacakan (saat Pelatikan/ ulang janji)
cara melakukan:
a. apabila yang mendengar adalah orang yang sedang diambil
janjinya (dilatik)
mengucapkan Trisatya dan berada di ujung kanan depan maka tangan
kanan
memegang bendera merah putih kemudian menciumnya, tangan kiri
memegang hasduk/ setangan leher dan ditaruh di dada kiri (dekat
letak
jantung).
b. apabila yang mendengar adalah orang yang sedang diambil
janjinya (dilatik)
mengucapkan Trisatya dan berada selain di ujung kanan depan maka
tangan
kanan memegang pundak teman yang terdekat dan tangan kiri memegang
hasduk ditaruh di dada kiri.
c. apabila yang mendengar adalah
bukan orang yang sedang
diambil janjinya (dilatik) maka sikapnya seperti orang yang
sedang melakukan penghormatan.
2. salam hormat
adalah salam yang dilakukan sebagai penghormatan apabila
bertemu orang yang dihormati, bendera kebangsaan, mendengar
lagu Indonesia Raya, penghormatan terhadap jenazah yang akan
dimakamkan.
3. salam biasa
adalah salam yang dilakukan untuk menghormati anggota pramuka
lainnya.
Manfaat Salam:
1. Menghormati bagi pemberi dan penerima salam
2. Mendoakan keselamatan baik dari/ bagi pemberi salam
3. Mengingatkan kita agar tetap disiplin
4. Membina serta mempererat rasa kekeluargaan serta kebersamaan.
5.
Menunjukkan adat / tata karma / budi pekerti
TANDA PENGENAL DAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS
a. Tanda
anggota Gerakan Pramuka berlaku juga sebagai Tanda Anggota Saka.
b. Tanda Saka
adalah tanda pengenal masing-masing Saka; berbentuk segi lima sama sisi,
dengan ukuran
tiap sisi 5 cm, bergambar sesuai dengan jenis Sakanya. Tanda Saka
ditempatkan
pada lengan baju sebelah kiri.
c. Tanda Krida
adalah tanda pengenal satuan terkecil dalam saka yang mendalami
keterampila tertentu.
Bentuk Tanda krida diatur dalam petunjuk pelaksanaan masingmasing
Saka, dengan
ketentuan panjang maksimum sisi mendatar dan sisi tegak
masing-masing
4 cm. Tanda Krida ditempatkan pada lengan baju sebelah kiri dibawah
Tanda Saka
d. Pakaian
Seragam anggota Gerakan Pramuka berlaku juga sebagai Pakaian Seragam
anggota Saka.
Tanda
Kecakapan Khusus
a. Pimpinan
Saka dapat mengusulkan pengadaan Syarat dan Tanda Kecakapan Khusus
kepada Kwartir
Nasional dengan memperhatikan prosedur dan ketentuan yang berlaku
dalam Gerakan
Pramuka.
b. Pemberian
TKK dan rekomendasikan TKK :
1) Pimpinan
Saka/ Pamong Saka dapat memberikan Tanda Kecakapan khusus kepada
anggota Saka
setelah bersangkutan dinyatakan lulus dalam ujian tentang Syarat
Kecakapan
Khusus oleh Instruktur Saka tersebut.
2) Pimpinan
Saka dapat memberikan rekomendasi pemakaian suatu TKK kepada
Pramuka di
luar Sakanya setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus oleh
Instruktur
Saka tersebut.
Bidang-bidang
Satuan Karya Pramuka (Saka)
Sesuai dengan
kepentingan dan kebutuhan masyarakat dewasa ini, maka Saka terdiri atas
beberapa
bidang Saka, yaitu :
a. Saka
Bahari, Satuan karya tempat peningkatan dan
pengembangan pengetahuan,
pengalaman,
keterampilan, kecakapan dan pengamalanya dibidang kebaharian.
b. Saka Bakti Husada,
Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman,
keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang kesehatan.
c. Saka
Bhayangkara, Satuan karya tempat
peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman,
keterampilan, kecakapan dan pengamalannya di bidang kebhayangkaraan
(keamanan
dan ketertiban menyarakat).
d. Saka
Dirgantara, Satuan karya tempat
peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman,
keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang
kedirgantantaraan.
e. Saka
Keluarga Berencana, diangkat
Saka Kencana.
Satuan karya tempat peningkatan
dan
pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan
pengamalannya
dibidang kependudukan dan keluarga berencana.
f. Saka
Tarunabumi, satuan karya tempat
peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman,
keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang pertanian.
g. Saka
Wanabakti, satuan karya tempat
peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
pengalaman,
keterampilan, kecakapan dan pengamalannya di bidang kehutanan.
Satuan
Karya Pramuka di bidang lainnya.
a. Bidang
Satuan Karya Pramuka lainnya dimungkinkan pembentukannya bila dianggap
perlu dan
sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, kondisi, dan situasi pemuda dan
masyarakat.
b. Pembentukan
dan pengesahan Bidang Satuan Karya Pramuka yang baru diusulkan
dalam Musyawarah Nasional.
ANGGARAN DASAR
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
GERAKAN PRAMUKA
KEPPRES RI NO 24 TAHUN 2009 dan SK KWARNAS NO 86 TAHUN
2005
PENDAHULUAN
1.
AD dan ART adalah landasan hukum semua gerak kegiatan GP yang harus ditaati
semua
anggota.
2.
AD GP berisi penjelasan awal dan hal-hal tang bersangkutan dengan apa dan
bagiman
GP itu. Bersifat umum dan pokok.
3.
AD GP dibuat dan di syahkan oleh Musyawarah Nasional GP sebagai pemegang
kekuasaan
tertinggi GP dan ditetapkan dengan KEPPRES RI.
4.
AD/ART GP serta petunjuk-petunjuk penyelenggaraan itu harus ditaati, dihayati
oleh
setiap anggota GP.
5.
AD/ART dapat diubah oleh Munas GP sesuai keperluan, situasi dan kondisi bangsa
Indonesia
saat itu.
MAKSUD
DAN TUJUAN
− Maksud adanya AD/ART serta petunjuk penyelenggaraan adalah sebagai
pegangan
dan landasan gerak setiap kegiatan anggota GP,satuan dan kwartir.
− Tujuan adanya AD/ART serta petunjuk penyelenggaraan adalah untuk
mengatur
segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan GP
POKOK-POKOK
KEPPRES RI NO 238 TAHUN 1961:
1.
Penyelenggaraan kegiatan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda
Indonesia
ditugaskan kepada Gerakan Pramuka.
2.
Di wilayah RI, GP dan Anggaran Dasarnya adalah satu-satunya badan yang
diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan.
3.
Badan-badan lain yang sama atau menyerupai GP dilarang adanya.
4.
Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 20 Mei 1961.
SISTEMATIKA
AD /ART GERAKAN PRAMUKA
1.
Anggran Dasar menurut Keppres RI no 24 tahun 2009 terdiri dari :
a.
Pembukaan
b.
12 BAB
c.
39 Pasal
2.
Anggaran Rumah Tangga menurut SK Kwarnas no 86 tahun 2005 terdiri dari:
a.
15 BAB
b. 122 Pasal
LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Setiap Negara mempunyai Lambang Negara menggambarkan kedaulatan,
kepribadian dan
kemegahan Negara itu. Dalam tahun 1950 Pemerintah Republik
Indonesia membentuk suatu
panitia khusus untuk menciptakan suatu Lambang Negara.
Panitia tersebut berhasil menciptakan Lambang Negara Republik
Indonesia yang berbentuk
Garuda Pancasila. Lambang Negara Garuda Pancasila itu disahkan
dengan peraturan
Pemerintah No. 66 tahun 1951.
1. Penggunaan Lambang Negara ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah No. 43 tahun
1958 tentang Penggunaan Lambang Negara.
(1) Lambang Negara dapat digunakan sebagai Lencana oleh
warganegara Indonesia
yang berada di luar negri.
(2) Jika Lambang Negara digunakan sebagai Lencana, maka Lambang
itu harus
dipasang pada dada sebelah kiri diatas
2. Pasal 12, Peraturan Pemerintah no.43 tahun 1958 berbunyi :
(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah tentang
panji dan bendera jabatan, maka dilarang menggunakan Lambang
Negara bertentangan
denga Peraturan Pemerintah ini.
(2) Pada Lambang Negara dilarang menaruh huruf, kalimat, angka,
gambar, atau tandatanda
lainnya.
(3) Dilarang menggunakan Lambang Negara sebagai perhiasan, cap
dagang, reklame
perdagangan atau propaganda politik dengan cara apapun juga
3..Pasal 13, Peraturan Pemerintah No.43 tahun 1958 berbunyi Lambang
untuk perorangan,
perkumpulan, organisasi politik atau perusahaan tidak boleh sama
atau pada pokoknya
menyerupai Lambang Negara.
Arti Lambang Negara Garuda Pancasila:
1. Garuda adalah nama seekor burung
seperti burung elang raksasa yang sangat kuat, gagah
dan perkasa. Melambangkankekuasaan dan kekuatan.
2. Bulu-bulu pada burung garuda mempunyai jumlah tertentu yang
memilki makna yaitu : bulu
sayap (17), bulu ekor (8), bulu kecil dibawah perisai (19), bulu
pada leher (45). Artinya
sebagai tanggal Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
3. Perisai berbentuk jantung yang tergantung dengan rantai emas
adalah lambang
perlindungan.
4. garis liintang di tengah melukiskan garis katulistiwa, bahwa
negara Indonesia dilewati garis
Katulistiwa di kota Pontianak.
5. lima ruang dalam perisai melambangkan dasar negara yaitu
Pancasila.
6. Gambar bintang melambangkan sila pertama, Rantai melambangkan
sila Kedua, Pohon
Beringin melambangkan sila Ketiga, Kepala Banteng melambangkan
sila Keempat, Padi
dan Kapas
melambangkan sila Kelima.
PANCASILA
(Inpres
No. 13 Tahun 1968)
A.
Latar Belakang
_ Arti Etimologis Panca = 5 Sila = Pedoman Perilaku.Pancasila adalah 5
falsafah
sebagai
pedoman perilaku dalam kehidupan sehari – hari.
_ Sebagai Istilah Pancasila lahir pada tangggal 1 Juni 1945 yang
dicetuskan oleh Ir.
Sukarno
_ Sebagai “pandangan hidup” Pancasila sudah ada pada zaman nenek
moyang kita.
Terbukti
dalam “Kitab Sutasoma” karya Mpu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit
terdapat
istilah “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda beda tapi tetap satu jua
_ Rumusan sila sila dalam Pancasila merupakan buah pikir dari para The
Founding
Father
Republik Indonesia seperti Ir. Soekarno, Mr.
Moeh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo.
Rumusan
yang sah dan benar adalah seperti yang tercantum dalam pembukaan
UUD1945
yaitu :
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.
Persatuan Indonesia
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan
tersebut merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sehingga tidak
boleh
dibolak balik
_ Kedudukan Pancasila Bagi bangsa Indonesia
1.
Pandangan hidup Bangsa Indonesia
Merupakan
kristalisasi dari nilai nilai suatu bangsa yang diyakini kebenarannya
dan
menimbulkan tekad bangsa itu untuk memepertahankannya.
2.
Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila
merupakan corak yang khas bagi bangsa Indonesia yang tidak dimiliki
oleh
bangsa lain
3.
Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila
merupakan dasar negara Bangsa Indonesia
4.
Idiologi Terbuka
Pancasila
merupakan penyaring bagi nilai nilai negatif yang masuk ke dalam
budaya
Bangsa Indonesia
5.
Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Pancasila
sudah disetujui oleh wakil wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah
proklamasi
Indonesia yang dijunjung tinggi Bangsa Indonesia
6.
Sumber dari segala sumber hukum
Segala
hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia harus
bersumber
dari Pancasila dan tidak boleh bertentangan dg Pancasila
7.
Tujuan yang hendak dicapai
Pancasila
merupakan tujuan hendak dicapai Bangsa Indonesia yaitu mewujudkan
masyarakat
Adil dan Makmur, adil dan merata, materiil dan spirituil, lahir dan batin,
dalam
wadah NKRI berdasr pada Pancasila dan UUD 1945.
B.
Sila-Sila Dalam Pancasila
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa : Bangsa Indonesia percaya dan takwa kepada satusatunya
tuhan
pencipta alam semesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab : Manusia tidak boleh sewenang-wenang dan
harus
senantiasa adil dalam segala hal sesuai dengan norma yang berlaku.
3.
Persatuan Indonesia : Bangsa Indonesia selalu bersatu dan tidak dapat dipecah
belah
meskipun
terbentang dari Sabang sampai Merauke.
4.
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
: Musyawarah Bangsa Indonesia dalam menyatukan tujuan cita-cita
Nasional
yang dilakukan secara berkala dimana melalui wakil-wakil rakyat yang duduk
di
MPR, DPR, DPD dimana kehendak rakyatlah yang disampaikan.
5.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia : suatu keadilan untuk merasakan
dan
menikmati
hasil pembangunan secara merata, menuju kehidupan bangsa yang
bahagia, sejahtera
berdasar Pancasila dan UUD 1945.
SEJARAH
LAGU KEBANGSAAN INDONESIA
PP
NO 44 TAHUN 1958
Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu
kebangsaan itu bukanlah
sekedar merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan
ungkapan dan
cetusan cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan
sublimasi api
perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional dan
mempertahankan
kemerdekaan dan kehormatan bangsa.
a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar
lagu
kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka
menghormatinya dengan
khidmat.
b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu
bangsa mempermainkan
atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain. Penghinaan terhadap
suatu lagu
kebangsaan dirasakan sebagai penghinaan terhadap bangsa pemilik
lagu kebangsaan
itu. Dalam hubungan internasional antara bangsa-bangsa di dunia,
maka setiap bangsa
berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia.
“Indonesia Raya”
merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa
Indonesia. Ia merupakan
sublimasi api perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan
mempertahankan
kemerdekaan dan Negara Indonesia. Ia merupakan pula pemersatu
bangsa dan tekad
bangsa Indonesia.
d. “Indonesia Raya” yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air
Indonesia selama
perang kemerdekaan di Indonesia, telah mengorbankan semangat dan
keberanian
rakyat dan pemuda Indonesia untuk bertempur sampai titik darah
penghabisan dalam
mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, meskipun mereka hanya
menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara colonial yang
bersenjata
modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu kebangsaan
Indonesia Raya dan
bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah kehormatan bangsa dan
Negara
Indonesia.
e. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka
Indonesia
sebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani mempertahankan
serta mempunyai
rasa hormat yang tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Oleh karena itu,
kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan dan ditumbuhkan
rasa cinta dan
rasa hormat terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk itu,
maka setiap
Pramuka Indonesia harus mengetahui dan menghayati arti dan sejarah
lagu
kebangsaan Indonesia Raya dalam perjuangan bangsa Indonesia
merebut,
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka harus mampu
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar dan baik
serta memiliki
rasa hormat terhadapnya.
f. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap
Pramuka menjadi
patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban
demi abadinya
Lgu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia.
g. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka
pertama-tama harus
menjadikan dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa hormat
kepada dan kesanggupan
berkorban demi abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi
Indonesia. Dia
adalah contoh hidup bagi setiap pramuka.
h. Uraian tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya beserta
sejarahnya ini hanya
sekedar pegangan bagi para Pembina Pramuka dalam melaksanakan
tugasnya.
Namun demikian, setiap Pembina Pramuka berkewajiban untuk berusaha
mencari
bahan-bahan yang berkaitan dengan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA
“Indonesia Raya” sebelum 17 Agustus 1945.
1. Lagu “Indonesia Raya” adalah gubahan komponis Muda Indonesia
bernama Wage
Rudolph Soepratman.
2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga
pernah menjadi
wartawan surat kabar “Kaoem Moeda” dan pengarang buku. Sejak kecil
Soepratman
gemar sekali bermain biola.
3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur
Mas Senen
Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada tanggal
9 Maret 1903 dan
meninggal dunia pada malam selasa tanggal 16 Agustus di Surabaya.
4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada
waktu itu. Semangat
yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu Kebangsaan. Akhirnya
ia dapat
menciptakan Lagu Indonesia Raya.
5. Lagu Indonesia Raya itu dipersembahkan oleh Soepratman kepada
masyarakat di
dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung
Indonesiche
Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya untuk pertama
kali diperdengarkan
dalam Konggres itu sesuai pula dengan semangat Persatuan Pemuda
yang menyalanyala
pada waktu itu, maka ketika Lagu Indonesia Raya diperkenalkan
kepada peserta
konggres, dengan serta merta lagu itu mendapat sambutan yang
hangat sekali.
6. Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu
dibuka dan ditutup dengan
Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat Indonesia, Partai
Politik, Organisasi
Pemuda, Wanita, Kepanduan (Kepramukaan), seluruh rakyat Indonesia
yang sadar,
mengakui lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.
7. Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang,
dihalang-halangi oleh
Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika Pemerintah Jepang
di Indonesia.
Pemerintah Belanda telah pula meminta agar kata-kata dalam lagu
Indonesia Raya
diubah. Akan tetapi berkat semangat perjuangan dan Peraturan
Rakyat dan Pemuda
Indonesia segala rintangan itu dpata dilenyapkan
“Indonesia Raya” setelah 17 Agustus 1945.
1. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
Lagu Indonesia
Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya selama
perang Kemerdekaan telah merupakan sublimasi pengorbanan
perjuangan rakyat dan
Pemuda Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan serta
menegakkan
Kemerdekaan.
2. Dalam Undang-Undang Dasar sementara
Republik Indonesia tahun 1950 pasal 3 ayat
2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu
Kebangsaan Indonesia.
PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN DALAM UPACARA.
( PP No. 20 Tahun 1990.pasal 21)
Tata lagu Kebangsaan Indonesia Raya dalam Upacara Kenegaraan atau
upacara resmi seperti
diatur dalam Peraturan Pemerintah adalah sebagai berikut :
1. Apabila diperdengarkan dengan musik, maka lagu Kebangsaan
Indonesia Raya
dibunyikan lengkap satu kali.
2. Apabila dinyanyikan, maka dinyanyikan lengkap satu kali yaitu
bait pertama dengan 2
kali ulangan.
3. Pada saat lagu Kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan,
seluruh peserta upacara
mengambil sikap sempurna dan memberikan penghormatan menurut
keadaan
setempat.
4. Pada waktu mengiringi pengibaran / penurunan bendera tidak
dibenarkan
menggunakan musik dari tape recorder atau piringan.
5.
Jika tidak ada korp musik/
genderang dan atau sangkakala, maka pengibaran bendera
diiringi
dengan nyanyian bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya.
BAHASA
INDONESIA
PASAL
36 UUD 1945
Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia
- Termasuk rumpun Bahasa Austronesia
1.Bahasa Austro-asia
2.Bahasa Austronesia
- Bahasa Austronesia bagian timur (OCEANIA)
- Bahasa Austronesia Bagian Barat
Disebut juga Bahasa nusantara salah satunya bahasa Sumatera
Contoh : Bahasa Sumatera adalah Bahasa Melayu dimana menjadi bahasa
Indonesia
Bahasa Melayu diresmikan
sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda II tanggal 28
Oktober 1928 di Jakarta .
Perjalanan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia
1. Usaha Pers (Kalangan
Persurat Kabaran)
- Menggunakan Bahasa Melayu dalam surat kabar
- Menyebarluaskan pemakaian RI
2. Usaha Volksraad (Dewan
Rakyat)
- Mengusulkan pemakaian Bahasa Melayu dalam rapat-rapat kepada
pihak Belanda dan
disetujui
3. Usaha Balai Pustaka (BP)
- Menerbitkan majalah-majalah dan roman (Azab dan Sengsara)
yang berbahasa Melayu
4. Usaha Organisasi Pemuda dan
Organisasi Politik
- Kongres Pemuda II di Jakarta tanggal 28 Oktober 1928
menghasilkan ikrar Sumpah
Pemuda (Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan
Bahasa Indonesia)
- Orpol menyebarkan Bahasa Indonesia melalui rapat-rapat dan
pidato-pidato
- Mengembangkan Bahasa Indonesia melalui majalah yang
diterbitkannya
6. Usaha Jepang
- Memperbolehkan Bahasa Indonesia digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
- Para sastrawan berhasil menerbitkan karya-karyanya yang bercorak
simbolis yang
berbahasa Indonesia dan disetujui oleh Jepang
7. Melalui Kongres Bahasa Indonesia
a. Kongres I tahun 1938 di Surakarta
b. Kongres II 28 Oktober – 2 November 1954 di Medan
c. Kongres III 28 Oktober – 4 November 1978 di Jakarta
d. Kongres IV 21 – 26 Oktober 1983 di Jakarta
e. Kongres V tahun 1988 di Jakarta
f. Kongres VI tahun 1993 di Jakarta
D. Kedudukan Bahasa Indonesia
1. Bahasa Negara, berfungsi untuk :
a. Bahasa resmi kenegaraan c. Alat penghubung pada tingkat nasional
b. Bahasa pengantar di lembaga pendidikan d.Alat pengembangan
kebudayaan
2. Bahasa Resmi
3. Bahasa Persatuan
4. Bahasa Nasional
a. Lambang Kebanggaaan bangsa c. Alat Pemersatu
b. Lambang Identitas Nasional d. Penghubung antar daerah dan
budaya
E. Fungsi Bahasa Indonesia
1. Fungsi Praktis : Sebagai alat komunikasi
2. Fungsi Artistik : Alat mengungkapkan keindahan (prosa dan
puisi)
3. Fungsi Ilmiah : Sebagai alat untuk mempelajari ilmu pengetahuan
4. Fungsi Psikologis : Sebagai alat untuk mempelajari naskah-
naskah yang dengan tujuan
menyelidik
sejarah budaya
BENDERA MERAH PUTIH
Sejarah Bendera Merah Putih
Bila kita melihat deretan bendera
yang dikibarkan dari berpuluh-puluh bangsa
di atas tiang, maka terlintas di hati kita bahwa masing-masing
warna atau
gambar yang terdapat di dalamnya mengandung arti, nilai, dan
kepribadian
sendiri-sendiri, sesuai dengan riwayat bangsa masing-masing.
Demikian pula dengan bendera merah putih bagi Bangsa Indonesia.
Warna
merah dan putih mempunyai arti yang sangat dalam, sebab kedua
warna
tersebut tidak begitu saja dipilih dengan cuma–cuma, melainkan
melalui proses sejarah yang
begitu panjang dalam perkembangan Bangsa Indonesia.
1. Pada abad VII di Nusantara ini terdapat beberapa kerajaan. Di
Jawa, Sumatra, Kalimantan,
dan pulau-pulau lannya yang pada hakikatnya baru merupakan
kerajaan dengan
kekuasaan terbatas, satu sama lainnya belum mempunyai kesatuan
wilayah. Baru pada
abad VIII terdapat kerajaan yang wilayahnya meliputi seluruh
Nusantara yaitu Kerajaan
Sriwijaya yang berlangsung sampai abad XII. Salah satu
peninggalannya adalah Candi
Borobudur , dibangun pada tahun 824 Masehi dan pada salah satu
dindingnya terdapat
“pataka” di atas lukisan dengan tiga orang pengawal membawa
bendera merah putih
sedang berkibar. Kata dwaja atau pataka sangat lazim digunakan
dalam kitab jawa kuno
atau kitab Ramayana. Gambar pataka yang terdapat pada Candi
Borobuur, oleh seorang
pelukis berkebangsaan Jerman dilukiskan dengan warna merah putih.
Pada Candi
Prambanan di Jawa Tengah juga terdapat lukisan Hanoman terbakar
ekornya yang
melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya.
Hanoman = kera
berbulu putih. Hal tersebut sebagai peninggalan sejarah di abad X
yang telah mengenal
warna merah dan putih.
Prabu Erlangga, digambarkan sedang mengendarai burung besar, yaitu
Burung Garuda yang
juga dikenal sebagau burung merah putih. Denikian juga pada tahun
898 sampai 910 Raja
Balitung yang berkuasa untuk pertama kalinya menyebut dirinya
sebagai gelar Garuda Muka,
maka sejak masa itu warna merah putih maupun lambang Garuda telah
mendapat tempat di
hati Rakyat Indonesia.
2. Kerajaan Singosari berdiri pada tahun 1222 sampai 1292 setelah
Kerajaan Kediri,
mengalami kemunduran. Raja Jayakatwang dari Kediri saat melakukan
pemberontakan
melawan Kerajaan Singosari di bawah tampuk kekuasaan Raja
Kertanegara sudah
menggunakan bendera merah – putih , tepatnya sekitar tahun 1292.
Pada saat itu tentara
Singosari sedang dikirim ke Semenanjung Melayu atau Pamelayu.
Jayakatwang mengatur
siasat mengirimkan tentaranya dengan mengibarkan panji – panji
berwarna merah putih
dan gamelan kearah selatan Gunung Kawi. Pasukan inilah yang
kemudian berhadapan
dengan Pasukan Singosari, padahal pasukan Singosari yang terbaik
dipusatkan untuk
menghadang musuh di sekitar Gunung Penanggungan. Kejadian tersebut
ditulis dalam
suatu piagam yang lebih dikenal dengan nama Piagam Butak. Butak
adalah nama gunung
tempat ditemukannya piagam tersebut terletak di sebelah selatan
Kota Mojokerto. Pasukan
Singosari dipimpin oleh R. Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang
dan menantu
Kertanegara). R. Wijaya memperoleh hadiah sebidang tanah di Desa
Tarik, 12 km sebelah
timur Mojokerto. Berkibarlah warna merah – putih sebagai bendera
pada tahun 1292 dalam
Piagam Butak yang kemudian dikenal dengan piagam merah – putih,
namun masih
terdapat salinannya. Pada buku Paraton ditulis tentang Runtuhnya
Singosari serta mulai
dibukanya Kerajaan Majapahit dan pada zaman itu pula terjadinya
perpaduan antara
Ciwaisme dengan Budhisme.
3. Demikian perkembangan selanjutnya pada masa kejayaan Kerajaan
Majapahit,
menunjukkan bahwa putri Dara Jingga dan Dara Perak yang dibawa
oleh tentara Pamelayu
juga mangandung unsur warna merah dan putih (jingga=merah, dan
perak=putih). Tempat
raja Hayam Wuruk bersemayam, pada waktu itu keratonnya juga
disebut sebagai keraton
merah – putih, sebab tembok yang melingkari kerajaan itu terdiri
dari batu bata merah dan
diplester warna putih. Empu Prapanca pengarang buku
Negarakertagama
menceritakan tentang digunakannya warna merah – putih pada upacara
kebesaran Raja
Hayam Wuruk. Kereta pembesar – pembesar yang menghadiri pesta,
banyak dihiasi merah
– putih, seperti yang dikendarai oleh Putri raja Lasem. Kereta
putri Daha digambari buah
maja warna merah dengan dasar putih, maka dapat disimpulkan bahwa
zaman Majapahit
warna merah – putih sudah merupakan warna yang dianggap mulia dan
diagungkan. Salah
satu peninggalan Majapahit adalah cincin warna merah putih yang
menurut ceritanya
sabagai penghubung antara Majapahit dengan Mataram sebagai
kelanjutan. Dalam
Keraton Solo terdapat panji – panji peninggalan Kyai Ageng Tarub
turunan Raja Brawijaya
yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji – panji tersebut berdasar
kain putih dan bertuliskan arab
jawa yang digaris atasnya warna merah. Hasil penelitian panitia
kepujanggaan Yogyakarta
berkesimpulan antara lain nama bendera itu adalah Gula Kelapa .
dilihat dari warna merah
dan putih. Gula warna merah artinya berani, dan kelapa warna putih
artinya suci.
4. Di Sumatra Barat menurut sebuah tambo yang telah turun temurun
hingga sekarang ini
masih sering dikibarkan bendera dengan tiga warna, yaitu hitam
mewakili golongan
penghulu atau penjaga adat, kuning mewakili golongan alim ulama,
sedangkan merah
mewakili golongan hulu baling. Ketiga warna itu sebenarnya
merupakan peninggalan
Kerajaan Minang pada abad XIV yaitu Raja Adityawarman. Juga di
Sulawesi di daerah
Bone dan Sopeng dahulu dikenal Woromporang yang berwarna putih
disertai dua umbul –
umbul di kiri dan kanannya. Bendera tersebut tidak hanya berkibar
di daratan, tetapi juga di
samudera , di atas tiang armada Bugis yang terkenal. Bagi
masyarakat Batak terdapat
kebudayaan memakai ulos semacam kain yang khusus ditenun dengan
motif tersendiri.
Nenek moyang orang Batak menganggap ulos sebgai lambang yang akan
mendatangkan
kesejahteraan jasmani dan rohani serta membawa arti khusus bagi
yang menggunakannya.
Dalam aliran animisme Batak dikenal dengan kepercayaan monotheisme
yang bersifat
primitive, bahwa kosmos merupakan kesatuan tritunggal, yaitu benua
atas dilambangkan
dengan warna merah dan benua bawah dilambangkan dengan warna
hitam. Warna warna
ketiga itu banyak kita jumpai pada barang-barang yang suci atau
pada hiasan-hiasan
rumah adat. Demikian pula pada ulos terdapat warna dasar yang tiga
tadi yaitu hitam
sebagai warna dasar sedangkan merah dan putihnya sebagai motif
atau hiasannya. Di
beberapa daerah di Nusantara ini terdapat kebiasaan yang hampir
sama yaitu kebiasaan
memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum wanita. Ada
kalanya pemakaian
selendang itu ditentukan pemakaiannya pada setiap ada upacara –
upacara, dan sebagian
besar dari moti-motifnya berwarna merah dan putih.
5. Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di tengah
– tengah pasukan
Diponegoro yang beribu – ribu juga terlihat kibaran bendera merah
– putih, demikian juga di
lereng – lereng gunung dan desa - desa yang dikuasai Pangeran
Diponegoro banyak
terlihat kibaran bendera merah - putih. Ibarat gelombang samudera
yang tak kunjung reda
perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit,
putra – putra Indonesia
yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa
dari Banten, Sultan
Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar,
Pangeran Antasari,
Pattimura, Diponegoro dan banyak lagi putra Indonesia yang
berjuang untuk
mempertahankan kedaulatan bangsa, sekalipun pihak penjajah dan
kekuatan asing lainnya
berusaha menindasnya, namun semangat kebangsaan tidak terpadamkan.
6. Pada abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan
menyadari akan adanya
persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing,
kesadaran berbangsa dan
bernegara mulai menyatu dengan timbulnya gerakan kebangsaan Budi
Utomo pada 1908
sebagai salah satu tonggak sejarah.
7. Kemudian pada tahun 1922 di Yogyakarta berdiri sebuah perguruan
nasional Taman Siswa
dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Perguruan itu telah
mengibarkan bendera merah
putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum dalam salah
satu lagu antara lain :
Dari Barat Sampai ke Timur, Pulau-pulau Indonesia, Nama Kamu
Sangatlah Mashur
Dilingkungi Merah-putih. Itulah makna bendera yang dikibarkan
Perguruan Taman Siswa.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
72
8. Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah
menggunakan bendera perang
berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian
belakang diaplikasikan
gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa
ayat suci Al Quran.
9. Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia yang
berada di Negeri
Belanda pada 1922 juga telah mengibarkan bendera merah – putih
yang di tengahnya
bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul Indonesia
Merdeka. Buku ini
membawa pengaruh bangkitnya semangat kebangsaan untuk mencapai
Indonesia
Merdeka.
10. Demikian seterusnya pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional
Indonesia dibawah pimpinan
Ir. Soekarno yang bertujuan mencapai kemerdekaan bagi Bangsa
Indonesia. Partai
tersebut mengibarkan bendera merah putih yang di tengahnya
bergambar banteng.
11. Kongres Pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat
bersejarah dengan
lahirnya “Sumpah Pemuda”. Satu keputusan sejarah yang sangat
berani dan tepat, karena
kekuatan penjajah pada waktu itu selalu menindas segala kegiatan
yang bersifat
kebangsaan. Sumpah Pemuda tersebut adalah tidak lain merupakan
tekad untuk bersatu,
karena persatuan Indonesia merupakan pendorong ke arah tercapainya
kemerdekaan.
Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah
– putih tanpa
gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk
pertama kalinya pula
diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
12. Pada saat kongres pemuda berlangsung, suasana merah – putih
telah berkibar di dada
peserta, yang dibuktikan dengan panitia kongres mengenakan
“kokarde” (semacam tanda
panitia) dengan warna merah putih yang dipasang di dada kiri.
Demikian juga pada anggota
padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres menggunakan
dasi berwarna merah –
putih. Kegiatan pandu, suatu organisasi kepanduan yang bersifat
nasional dan
menunjukkan identitas kebangsaan dengan menggunakan dasi dan
bendera merah – putih.
13. Perlu disadari bahwa Polisi Belanda (PID) termasuk Van der
Plass tokohnya sangat ketat
memperhatikan gerak – gerik peserta kongres, sehingga panitia
sangat berhati-hati serta
membatasi diri demi kelangsungan kongres. Suasana merah putih yang
dibuat para pandu
menyebabkan pemerintah penjajah melarang dilangsungkannya pawai
pandu, khawatir
pawai bisa berubah menjadi semacam penggalangan kekuatan massa.
14. Pengibaran Bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia
Raya dilarang pada
masa pendudukan Jepang, karena ia mengetahui pasti bahwa hal
tersebut dapat
membangkitkan semangat kebangsaan yang nantinya menuju pada
kemerdekaan.
Kemudian pada tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan Bendera
Merah-putih diizinkan untuk
berkibar lagi setelah kedudukan Jepang terdesak. Bahkan pada waktu
itu pula dibentuk
panitia yang bertugas menyelidiki lagu kebangsaan serta arti dan
ukuran bendera merahputih.
15. Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia
pada 17 Agustus 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi, baru
dikibarkan bendera
merah-putih, yang kemudian disahkan pada 18 Agustus 1945. Bendera
yang dikibarkan
tersebut kemudian ditetapkan dengan nama Sang Saka Merah Putih.
16. Kemudian pada 29 September 1950 berkibarlah Sang Merah Putih
di depan Gedung
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan
kemerdekaan Bangsa
Indonesia oleh badan dunia.
PENGERTIAN BENDERA
Asal kata
Bandira / Bandir yang artinya umbul-umbul. Bandiera dari Bahasa
Itali Rumpun Romawi
Kuno. Dalam Bahasa Sangsakerta untuk Pataka, Panji, Dhuaja.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
73
Bendera adalah lambang kedaulatan kemerdekaan. Dimana negara yang
memiliki dan
mengibarkan bendera sendiri berarti negara itu bebas mengatur
segala bentuk aturan negara
tersebut.
Menurut W.J.S. Purwadarminta, Bendera adalah sepotong kain segi
tiga atau segi
empat diberi tongkat (tiang) dipergunakan sebagai lambang, tanda
dsb, panji tunggul.
Arti warna
Bangsa Indonesia purba ketika masih bertempat di daratan Asia
Tenggara + 6000
tahun yang lalu menganggap Matahari dan Bulan merupakan benda
langit yang sangat penting
dalam perjalanan hidup manusia. Penghormatan terhadap benda langit
itu disebut
penghormatan Surya Candra. Bangsa Indonesia purba menghubungkan
Matahari dengan
warna merah dan Bulan dengan warna putih. Akibat dari penghormatan
Surya Candra, bangsa
Indonesia sangat menghormati warna merah putih.
Kedua lambang tersebut melambangkan kehidupan yaitu :
Merah melambangkan darah, ciri manusia yang masih hidup, Putih
melambangkan getah, ciriciri
tumbuhan yang masih hidup, Warna Merah Putih dianggap lambang
keagungan, kesaktian
dan kejayaan.
Warna Merah Putih itu bagi bangsa Indonesia khususnya bagi rumpun
Aestronia pada
umumnya merupakan keagungan, kesaktian dan kejayaan. Berdasarkan
anggapan tersebut
dapat dipahami apa sebab lambang perjuangan kebangsaan Indonesia,
Lambang Negara
Nasional, yang merupakan bendera berwarna Merah Putih.
Kemudian bendera Merah-Putih bergelar “Sang” yang berarti
kemegahan turun
temurun, sehingga Sang Saka berarti berdera warisan yang
dimuliakan.
Makna warna bagi bangsa Indonesia:
MERAH : Gula Merah, Bubur Merah, Berani, Kuat, Menyala, Darah
PUTIH : Gula Putih, Bubur Putih, Kelapa, Suci, Bersih, Hidup,
Getah
TATA KRAMA
1. Tidak boleh menyentuh tanah
Logika : Bendera akan kotor
Kiasan : Tanah merupakan tempat berpijak, maka bila bendera jatuh,
seolah-olah menginjak
bendera
2. Tidak boleh dibawa balik kanan
Kiasan : Karena negara seperti mundur / kemunduran
Peraturan Tentang Bendera Merah Putih
UUD '45 pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Peraturan Pemerintah. No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan
Republik Indonesia
Kemiripan dengan bendera negara lain
Bendera ini mirip dengan bendera negara Bendera Monako dan
Solothum yang mempunyai
warna sama namun rasio yang berbeda, selain itu bendera ini juga
mirip dengan Bendera
Polandia
yang mempunyai warna yang sama namun warnanya terbalik.
Mengatur Letak Bendera
Tata cara penggunaan Bendera
Kebangsaan Merah Putih
sudah diatur melalui Peraturan
Pemerintah No. 40 Tahun 1958.
Bendera Kebangsaan memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding
dengan bendera lainnya seperti bendera organisasi organisasi di
Indonesia termasuk bendera Gerakan Pramuka. Karena itu dalam
lingkungan Gerakan Pramuka pengaturan sedemikian rupa
sehingga tidak merubah kedudukan Bendera Kebangsaan yakni
Bendera Merah Putih. Biasanya Bendera Merah putih diletakkan
paling kanan dengan tiang lebih tinggi. Jika memiliki standar
bendera tunggal, lebih baik digunakan. Namun apabila hanya
punya satu standar bendera dengan banyak tempat ( Lubang
Tempat Bendera ) dapat diatur seperti tampak dalam gambar.
Dimanapun dan kapanpun, Merah Putih selalu mendampingi setiap
gerak langkah Pramuka
Bilamana Tali Bendera Putus ?
Jadi petugas Pengibar Bendera dalam suatu upacara nampaknya
memiliki suatu
beban tersendiri. Tanggung jawab yang mereka miliki adalah
bagaimana dapat
menjalankan tugas tersebut dengan baik , lancar dan sempurna.
Mengibarkan bendera
Merah Putih di tiangnya yang tinggi dan tampak berkibar dengan
bebasnya ketika
ditiup angin. Begitulah kira-kira harapan mereka setiap
melaksanakan tugasnya
sebagai Sang Pengibar
Bendera.
Lalu bagaimana apabila terjadi sesuatu di luar dugaan, disaat
tali tiang ditarik tiba tiba
tali bagian atas putus atau roda pada ujung tiang bendera macet,
tidak mau berputar
bahkan yang sering terjadi yakni tali tiang bendera keluar dari
relnya/ roda. Padahal
sebelumnya semua sudah diperiksa dan di uji coba berkali-kali.
Panik ? Tidak perlu. Jalankan saja Prosedur Tetap (Protap) yang
kedua.
Apabila mengalami hal semacam ini,tindakan yang dilakukan adalah
:
1. Berusaha menangkap/ memegang bendera agar tidak jatuh ke
tanah.
2. Bentangkan bendera di depan tiang sampai upacara selesai.
Setelah upacara selesai baru kemudian dibetulkan, kibarkan
bendera seperti
biasanya.
STRUKUR
ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
PENGERTIAN
Struktur
organisasi GP merupakan suatu kerangka yang berupa bagan atau
skema
yang menggambarkan tingkatan – tingkatan organisasi GP mulai dari
bawah
sampai dengan paling atas beserta mekanisme kerjanya.
Tujuan
Tujuan
adanya struktur organisasi GP adalah agar mekanisme kerja GP lebih
terarah.dan
sistematis sehingga mendukung tercapainya tujuan GP. Selain itu
adanya
struktur organisasi untuk menghindari adanya kerancuan tumpang
tindih
dalam melaksanakan tugas , kewenangan dan tanggung jawabdari
masing
masing kwartir.
Manfaat
Manfaat
dari adanya stuktur GP adalah
1.
Dijadikan pedoman di dalam menjalankan roda organisasi
2.
Dijadikan acuan didalammenjalankan tugas dan kewenangan pengurus
organisasi
3.
Sebagia acuan didalam menjalankan kerjasama denagn organisasi di
atasnya
atau di bawahnya
STRUKTUR
ORGANISASI GP PERIODE 2008-2013
1.
Ka. Mabinas : Presiden RI (Dr. H. Soesilo Bambang Yudhoyono)
2.
Ka. Kwarnas : Prof. Dr. dr. Azrul Azwar,M.Ph)
3.
Ka.DKN : Syarifah Alawiyah
4.
Ka. Mabida Jateng : Gubernur (H. Bibit Waluyo)
5.
Ka. Kwarda Jateng : Prof. Dr. Ir. Slamet Budi Prayitno,M.Sc
6.
Ka. DKD : Woro Nawangwulan
7.
Ka. Mabicab : Bupati Grobogan
8.
Ka. Kwarcab : Drs. H. Sutomo,MM
9.
Ka. DKC : Slamet
10.
Ka. Mabiran : Camat Purwodadi
11.
Ka. Kwarran : Drs. H. Suwarto
12. Ka. DKR :
CONTOH :
CENZHXN dibaca PRAMUKA
CONTOH
I F W B dibaca RUDY
a = 1
b = 2
c = 3
d = 4
e = 5
f = 6
g = 7
h = 8
i = 9
j = 10
k = 11
l = 12
m = 13
n = 14
o = 15
p = 16
q = 17
r = 18
s = 19
t = 20
u = 21
v = 22
w = 23
x = 24
y = 25
z = 26
Contoh :
16 18 1 13 21 11 1
P R A M U K A
b = 2
c = 3
d = 4
e = 5
f = 6
g = 7
h = 8
i = 9
j = 10
k = 11
l = 12
m = 13
n = 14
o = 15
p = 16
q = 17
r = 18
s = 19
t = 20
u = 21
v = 22
w = 23
x = 24
y = 25
z = 26
Contoh :
16 18 1 13 21 11 1
P R A M U K A
(G:I)(D:I)(G:S)(D:D)(G:U)(G:D)(G:S)
P R A M U K A
P R A M U K A
Kode Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca
dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada
tahun 1835.
Kode morse juga digunakan dan
dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode morse
disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan
dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup
peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.
E = .
T = _ R
= ._. F = .._.
I = .. M = _ _ K = _._ L = ._..
S = ... O = _ _ _ W = ._ _ Q = _ _._
H = .... KH = _ _ _ _ G = _ _. Y = _._ _
I = .. M = _ _ K = _._ L = ._..
S = ... O = _ _ _ W = ._ _ Q = _ _._
H = .... KH = _ _ _ _ G = _ _. Y = _._ _
A = ._
N = _. C
= _._. X = _.._
U = .._ D = _.. J = ._ _ _ P =._ _.
V = ..._ B = _... Z = _ _ ..
U = .._ D = _.. J = ._ _ _ P =._ _.
V = ..._ B = _... Z = _ _ ..
Kemampuan menerima dan mengirimkan
kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga diguna
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan
menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x
45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan
warna merah selalu berada dekat tangkainya.
Trik Mudah Kuasai Semaphore
|
Sebenarnya ada berbagai macam cara
untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah.
Berikut ini adalah salah satunya,
dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan hurufnya. Selamat
mencoba..........
PETA PITA
A. PENGERTIAN PETA PITA
-Peta pita adalah laporan perjalanan suatu pengembaraan, yang dibuat pada waktu mulai berangkat hingga ke tempat tujuan.
-Dalam membuat peta pita tidak diperlukan uraian yang panjang, tetapi yang dibutuhkan adalah bukti bahwa kita telah menggunakan panca indra kita dengan sebaik-baiknya mencurahkan perhatian kpd hal2 penting dan berguna dalam perjalanan pengembaraan tersebut.
B. TUJUAN PEMBUATAN
Tujuan Pembuatan peta pita adalah untuk bahan perbandingan ketika kita sewaktu-waktu kembali kedaerah trsebut. Apakah ada perubahan atau tidak ?
Jadi Peta pita dibuat bukan hanya sekedar Iseng-isengan aja.
C. ALAT-ALAT PERSIAPAN
Adapun alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat sebuah peta pita yaitu sbb :
1. Meja jalan
2. Kompas
3. Pencatat waktu
4. Kertas Laporan
5. Penggaris
6. Alat tulis (lengkap)
7. Alat Ukur
D. CARA PEMBUATAN PETA-PITA
A. Pada halaman pertama kertas laporan, jangan lupa cantumkan:
1. Kepada siapa laporan ditujukan
2. Siapa yang membuat laporan (identitas lengkap)
3. Keterangan/data laporan, seperti tanggal pmbuatan, cuaca, tempat, dan sebagainya.
B. Pada halaman berikutnya, lalu buat peta pita dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Halaman dibagi menjadi 7 ruang/kolom
Kolom 1: Nomor
Kolom 2 : Waktu (Waktu pembuatan)
Kolom 3: Laporan perjalanan (dilihat dari bawah)
Kolom 4: Jarak yang ditempuh (dalam meter [m])
Kolom 5: Arah kompas (dalam derajat atau dalam jarum penunjuk)
kolom 6: Gambar Peta pita (kiri & kanan jalan yang dilihat selama perjalanan dan menggunakan gambar berupa simbol)
kolom 7: Keterangan
-Peta pita adalah laporan perjalanan suatu pengembaraan, yang dibuat pada waktu mulai berangkat hingga ke tempat tujuan.
-Dalam membuat peta pita tidak diperlukan uraian yang panjang, tetapi yang dibutuhkan adalah bukti bahwa kita telah menggunakan panca indra kita dengan sebaik-baiknya mencurahkan perhatian kpd hal2 penting dan berguna dalam perjalanan pengembaraan tersebut.
B. TUJUAN PEMBUATAN
Tujuan Pembuatan peta pita adalah untuk bahan perbandingan ketika kita sewaktu-waktu kembali kedaerah trsebut. Apakah ada perubahan atau tidak ?
Jadi Peta pita dibuat bukan hanya sekedar Iseng-isengan aja.
C. ALAT-ALAT PERSIAPAN
Adapun alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat sebuah peta pita yaitu sbb :
1. Meja jalan
2. Kompas
3. Pencatat waktu
4. Kertas Laporan
5. Penggaris
6. Alat tulis (lengkap)
7. Alat Ukur
D. CARA PEMBUATAN PETA-PITA
A. Pada halaman pertama kertas laporan, jangan lupa cantumkan:
1. Kepada siapa laporan ditujukan
2. Siapa yang membuat laporan (identitas lengkap)
3. Keterangan/data laporan, seperti tanggal pmbuatan, cuaca, tempat, dan sebagainya.
B. Pada halaman berikutnya, lalu buat peta pita dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Halaman dibagi menjadi 7 ruang/kolom
Kolom 1: Nomor
Kolom 2 : Waktu (Waktu pembuatan)
Kolom 3: Laporan perjalanan (dilihat dari bawah)
Kolom 4: Jarak yang ditempuh (dalam meter [m])
Kolom 5: Arah kompas (dalam derajat atau dalam jarum penunjuk)
kolom 6: Gambar Peta pita (kiri & kanan jalan yang dilihat selama perjalanan dan menggunakan gambar berupa simbol)
kolom 7: Keterangan
contoh kolom pembagian
ruang dalam peta pita
(GAMBAR PETA PITA)
(GAMBAR PETA PITA)
D. CATATAN :
1. Menulis laporan harus dari bawah keatas
2. Setiap berbelok, kita membuat garis pembatas sebagai tanda kita berubah/berganti arah
3. Gambar-gambar/tanda peta diambil dari tanda" peta topografi
4. Menghitung jarak dpt menggunakan tongkat ukur,tambang ukur, meteran atau langkah kaki atau secara ditaksir
5. Jangan mencantumkan hal-hal yang bersifat sementara; misalnya sekawanan ternak, pedagang kaki lima, gerobak dorong, atau mobil parkir.
SELAMAT MENCOBA
1. Menulis laporan harus dari bawah keatas
2. Setiap berbelok, kita membuat garis pembatas sebagai tanda kita berubah/berganti arah
3. Gambar-gambar/tanda peta diambil dari tanda" peta topografi
4. Menghitung jarak dpt menggunakan tongkat ukur,tambang ukur, meteran atau langkah kaki atau secara ditaksir
5. Jangan mencantumkan hal-hal yang bersifat sementara; misalnya sekawanan ternak, pedagang kaki lima, gerobak dorong, atau mobil parkir.
SELAMAT MENCOBA
KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN
1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
merupakan salah satu kegiatan
kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal
pengalaman :
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan
Pramuka di masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan
seperangkat ketrampilan
dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan
pertama kepada orang
lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang
:
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan
Pengetahuan Praktis tentang
Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai
selaras dengan
perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan
keluarga serta lingkunganny,
dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain
yang mengalami
kecelakaan.
B. Tujuan PPPK Meliputi
1. Menyelamatkan jiwa
2. Mencegah cacat dan kondisi memburuk
3. Menunjang penyembuhan
Setelah korban diketahui dalam proses pendekatan dan sesudah
mencapai krban, perhatikan
hal-hal berikut sebagai tanggung jawab penolong
1. Dapat menilai situasi
2. dapat mengenal kondisi korban dan prioritasnya
3. segera beri pertolongan sesuai dengan cidera yang diderita
4. harus dapat mnegatur dan merencanakan transportasi
Tiga situasi darurat yang beresiko tinggi yang harus dapat
dikenali penolong
1. Henti nafas dan jantung
2. Pendarahan besar
3. Ketidaksaran
Bila ketiga hal tersebut diatas tidak dapat dikenali, maka
penolong harus dapat menguasai
teknik penunjang hidup dasar, meliputi:
1. Respon
2. Airway
3. Breathing
4. Circulation
Teknik amat menentukan tindakan penyelamatan jiwa korban sebelum
melangkah ke masalah
lain dan teknisi ini harus dukuasasi pelaku P3K.
C. Resusitas
Suatu teknik penyelamatan hidup dengan membuat atau melihat
airway, breathing dan
curculation serta perawatan darurat. Dalam melakukan resusitas,
lakukanlah sesuai aturan
umum resusitas jantung/paru-paru yaitu :
1. Pastikan dalam keadaan sadar/tidak sadar
2. Minta pertolongan
3. Posisi korban
Hentikan resusitas bila ;
1. Diambil oleh dokter atau para medik terlatih
2. Penolong kelelahan
3. Diambil alih/kirim dengan ambulans
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
83
D. Resusitas Napas Buatan
Merupakan bantuan napas yang paling efektif bila dilakukan secara
benar dnegan teknik mulut
ke mulut atau mulut ke hidung.
Masalah yang terjadi pada napas buatan harus dapat diketahui
segera, kemudian penolong
juga dapat mengenal dengan baik sumbatan napas, dan jika jalan
napas merupakan maslaah
maka pelaku P3K harus melakukan teknik membuka jalan napas,
mterutama pada korbankorban
tak sadar. Sudah tentu teknik disesuaikan dengan jenis cidera agar
tidak terjadi
kesalahan pada pertolongan pertama.
Pemeriksaan napas memerlukan cara tersendiri yang dilakukan dengan
cara melihat, dengar,
dan rasakan baik utnuk korban sadar maupun tak sadar.
Setelah jalan napas dikuasai, teknik membersihkan jalan napas,
baik dalam posisi stabil
maupun terlentang.
E. Resusitas Kompresi Dada luar
Merupakan bantuan sirkulasi bila jantung terjadi yang dapat
dilakukan oleh satu atau dua
penolong. Teknik ini harus dikuasai dengan baik dan perlu latihan
teratur.
Hal yang harus diingat dalam kompresi dada laur yaitu dapat
membedakan perlakuan dada
dewasa, dada anak atau bayi mengenai titik kompesi, cara dan
tekanan myang dilakukan.
F. Pernafasan
Oksigen merupakan zat vital yang diperlukan manusia. Tujuan
pernapasan adalah mengirim
oksigen ke seluruh jaringan tubuh serta membuang karbon diaoksida
dan sisa pembakaran.
Oksigen yang kta gunakan hanya 5% dari 21% oksigen di udara, 16%
sisanya dalam bentuk
oksigen dan karbon dioksida.
G. Gejala Oksigen (Afikasi)
Merupakan suatu kondisi berpotensi fatal bila tidak cukup tersedia
oksigen di jaringan tubuh.
H. Gejala dan Tanda Secara Umum
Gejala dan tanda ini bervariasi dan tidak terlalu terdapat, tetapi
umumnya ada seperti :
1. Kesukaran napas
2. Napas berisik
3. Tanda sumbatan jalan napas
4. Menurunnya kesadaran
5. Henti napas
MATERI POKOK
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. P3K bagi pasien yang
berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar
belakangnya, harus segera
dilakukan nafas buatan.
Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa
orang tersebut adalah
dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke
mulut/hidung sebagai berikut
:
1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut
korban rapat-rapat dan
pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat
juga dengan jalan tutup mulut
korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke
hidung korban dan
meniupnya.
4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan
pada setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
b. P3K bagi korban Sengatan Listrik
1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau
karpet yang dalam keadaan
kering
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
84
2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau
mendorong kawat beraliran listrik
yang menempel pada tubuh korban
3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya
segera dilakukan nafas buatan
sampai bantuan medis datang
c. P3K bagi pasien yang
menderita pendarahan parah
1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril,
selanjutnya kain kasa kompres
tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan
berhenti.
Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih
lainnya, misalnya kasa steril,
saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang
semuanya sudah dicuci dan
disetrika.
Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu
lagi menggunakan baju kotor atau
tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak
terus menerus mengucur
karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya
daripada resiko infeksi.
2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena
pendarahan akan membersihkan
luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar
luka, dengan air sabun atau air
ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam
shok, untuk itu diselimuti
dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan
semua yang mengikat pada
tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
d. Pertolongan Pertama
Mengurangi Shok
1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering
kali disertai dengan shok baik
ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan
reaksi tubuh yang ditandai
oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat
penurunan persediaan
darah pada organ-organ penting.
2) Tanda-tanda Shok
a) Denyut nadi cepat tapi lemah
b) Merasa lemas
c) Muka pucat
d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan,
kadang-kadang pasien menggigil
e) Merasa haus
f) Merasa mual
g) Nafas tidak teratur
h) Tekanan darah sangat rendah
3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan
dengan cara :
a) Menghentikan pendarahan
b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c) Memberi nafas buatan
d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling
menyenangkan
4) Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi
Shok :
a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih
rendah dari tubuh, dengan
tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di
atas posisi kepala.
b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya
d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami
luka di perut, dapat diberi
larutan shok yang terdiri dari :
- 1 sendok teh garam dapur
- ½ sendok teh tepung soda kue
- 4-5 gelas air
- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri
akibat penanganan yang kasar
bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
f) Cepat-cepat panggil dokter
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
85
5. P3K patah tulang
1) Tanda-tanda patah tulang
a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan
d) Kulit tidak terasa kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat
yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan
jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu
penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan,
pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya,
sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
- hentikan pendarahan serius yang terjadi
- usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
- upayakan lalu lintas udara tetap lancer
- jika diperlukan buatlah nafas buatan
- jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di
kiri
kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat,
jangan mencoba
memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau
mengangkat penderita.
3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya
a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan
• Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga
lengan
membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak
tangan rata di
dada
• Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain
pengempuk, satu
untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat
bagian luar
• Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
• Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga
ketinggian
ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
• Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi
sealamiah
mungkin
• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel
perut
• Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di
sebelah
luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah
bagian yang
patah
• Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah
ke tubuh
dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
c) Patah Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari
dekat siku
sampai lewat ujung jemari.
d) Patah Tulang di paha
• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan
segera
panggil dokter
• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan
kain empuk
• Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak
sampai lutut,
sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha
sampai
ke lutut.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
86
6. Pembalut dan Pembalutan
1) Pembalut
Macam-macam pembalut :
a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka
ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)
2) Pembalutan
a) Pembalutan segitiga pada
kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk
ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk
membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan
dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada
tangan
f) Pembalutan dengan perban
membentuk angka 8 ke tangan
atau pergelangan tangan yang
cidera.
2. Budaya Hidup Sehat
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya
hidup sehat, dengan jalan
mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
1) Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku,
tangan, kaki, pentingnya
mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
2) Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan,
dengan jalan : secara
rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum
air putih, dsb.
3) Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani
dengan berolahraga, mendaki
gunung, berenang, terbang laying, dsb.
4) Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan
pengetahuan tentang gizi.
5) Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya,
kebersihan perkemahan pada saat
berkemah
6)
Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan
Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan
tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan
tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka.
Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata
cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik
TNI/POLRI .
Apa itu Baris Berbaris ?
Baris Berbaris
A. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan
guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
B. Maksud dan tujuan
1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa
disiplin dan rasa tanggung
jawab.
2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap
tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok,
sehingga secara jasmani
dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib
sepenanggungan serta ikatan
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan
tugas di atas kepentingan
pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk
bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau
sebaliknya tidak mudah melakukan
tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang
Pemimpin kepada yang dipimpin
untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan
maksud daripada abaaba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk
dapat dilaksanakan tanpa
ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk
melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa
meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
88
Contoh:
-jalan ditempat -GERAK
-siap -GERAK
-hadap kanan -GERAK
-lencang kanan -GERAK
b. JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan kanan/kiri - JALAN
-dua langkah ke depan -JALAN
-satu langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya,
maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju - JALAN
-haluan kanan/kiri - JALAN
-hadap kanan/kiri maju - JALAN
-melintang kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang istilah: “maju”
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap
pasukan dalam keadaan
berhenti.
Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat
diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula
diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula
diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik
kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba
belok kanan/kiri maju-
JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa,
karena tidak dapat
diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk
menghentikan pasukan yang sedang
bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus
diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah
selesai pelaksanaan dari
maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba
berhenti.
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang
harus dikerjakan berturutturut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul -MULAI
4. Cara memberi aba-aba
a) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam
sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan
untuk melakukan itu.
b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka
pemberi aba-aba terikat
pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap
pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat
sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima
penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan
aba-aba tegak :
GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1 Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
89
Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang
sedang berjalan/berlari,
aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjala, pada waktu
berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki
kanan ditambah 2 (dua)
langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya
diberi antara.
f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya
dihentakkan.
g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya
diperpanjang disesuaikan dengan
besar kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka
dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan
badan/tubuh berdiri
tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut
60…, lutut lurus paha
dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik
sedikit, dada dibusungkan, pundak
ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada
badan, pergelangan tangan
lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada
paha, ibu jari segaris dengan
jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi
dirapatkan, mata memandang tajam
ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri
dengan jarak sepanjang
telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang,
punggung tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan
dilemaskan, tangan kiri memegang
pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua
tangan dilemaskan, badan
dapat bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan
lainnya datang untuk
memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan
pemimpin/atasan dengan
menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna
tanpa mengucapkan
kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil
sikap sempurna tanpa
didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban
tanpa suara, bahwa petunjukpetunjuk
yang diberikan akan dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan
kanan/kiri ke samping, jari-jari
kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada
di sebelah
kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan
ini kepala dipalingkan
ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan
ke depan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak
mengangkat tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1
(satu) lengan kanan/kiri
ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan
tangan kanan/kiri tanpa
menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan
lengan dan memalingkan
muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang
kanan/kiri dan barisan sedang
meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu
memberikan kelurusan
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
90
saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada
kelurusan tumit (bukan ujung
depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan
kanan/kiri, hendaknya
lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di
samping, kalau jarak 1
(satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan
seolah-olah meninju rekannya
yang berada di smaping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di
pinggang (bertolak pinggang)
dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya,
pergelangan tangan lurus, ibu
jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada
pinggang sebelah depan
(khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak
menurunkan lengan sambil
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya
meluruskan ke depan dengan
mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan
tangan.
2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan
ke samping kanan, setelah
lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan
dengan serentak tanpa
menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke
depan, saf terdepan
memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru
menyebutkan nomornya
sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap
dalam sikap sempurna.
5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan
berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling
kiri mengucapkan : LENGKAP
atau KURANG SATU/KURANG DUA.
Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri
lekukan kaki kanan/kiri berada di
ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90ı
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45ı ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
91
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih
dalam dari hadap kanan) di
depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180ı
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan
kembali ke sikap sempurna
Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki
kanan/kiri tidak dirapatkan
melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang
ditunjuk mengulangi
perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai
penjuru. Oleh orang yang
ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai
penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ı 4 langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka
orang-orang lainnya berlari dan
berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada
waktu lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus,
penjuru memberikan isyarat
dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan,
yang lainnya (saf depan)
menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan
diangkat ke arah pelipis
kanan, siku-siku 15ı serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak
tangan serong ke
bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir
bawah dari tutup kepala
setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap
sempurna, pandangan mata
tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai
pinggir klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan
secara cepat ke sikap
sempurna.
Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap
sempurna. Setelah melakukan
penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua
hitungan dalam hati, lalu
bubar.
b) Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti
diangkat, paha rata-rata,
ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah
biasa, badan tegak,
pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak
melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada
hitungan ke dua kaki
kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap
sempurna.
c) Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah
ke samping kanan dan
kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
92
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah
kembali ke samping
kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
Macam langkah Panjangnya Tempo
1. Langkah biasa 65cm 120 tiap menit
2. Langkah tegap 65cm 120 tiap menit
3. Langkah perlahan 40cm 30 tiap menit
4. Langkah kesamping 40cm 70 tiap menit
5. Langkah ke belakang 40cm 70 tiap menit
6. Langkah ke depan 60cm 70 tiap menit
7. Langkah di waktu lari 80cm 165 tiap menit
MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut
lurus, telapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ı 15 cm, kemudian dihentakkan ke
tanah dengan
jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah
biasa.
2) Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke
depan 90ı, lengan
kiri 30ı ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan
bawah lurus dilenggangkan ke
depan 45ı, dan ke belakang 30ı.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada
belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B. LANGKAH BIASA
1) Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap
sempurna. Waktu
mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak
boleh diseret). Kemudian
diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2) Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa.
Pertama tumit diletakkan di
tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan.
Ke depan 45ı, ke
belakang 30ı. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu
jari menhadap
ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah
langkah, selanjutnya seperti
jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus
menerus tetapi tidak
dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan
tanah, lutut kaki tidak boleh
diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan
dilenggangkan lurus ke depan dan ke
belakang di samping badan, (lengan tangan 90ı ke depan dari 30ı ke belakang). Jari-jari
tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari
menghadap ke atas.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah,
ditambah satu langkah
selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
93
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah
satu langkah dan mulai berjalan
dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan :
Langkah tegap/langkah
biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D. LANGKAH PERLAHAN
1) Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a) Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b) Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah
kaki kiri menapak di tanah
segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan
sebentar di sebelah mata kaki
kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki
kiri.
c) Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
ı
Dalam keadaan sedang berjalan,
aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang
diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah
selangkah dan kemudian mulai
berjalan dengan langkah perlahan.
ı
Tapak kaki pada saat menginjak
tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata
untuk lebih khidmat.
2) Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya :
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping
kanan/kiri sepanjang 40 cm.
Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap
badan tetap seperti pada
sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat
langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki
kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan,
menurut jumlah langkah
yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap
badan seperti dalam sikap
sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai
dengan kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan,
menurut jumlah langkah yang
diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan
dihentikan dan sikap seperti
sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat
langkah.
H. LANGKAH DI WAKTU LARI
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan
diletakkan di pinggang
sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku
sedikit ke belakang,
badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan,
dimulai lari dengan
menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut
panjang langkah dan
tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak
kaki diletakkan dengan
ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara
tidak kaku.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
94
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba
pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu
langkah, selanjutnya berlari
menurut ketentuan yang ada.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke
tanah ditambah tiga
langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan
kaki kiri dihentakkan;
bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa
henti – GERAK. Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah
ditambah tiga langkah,
selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan
untuk mengambil sikap
sempurna.
I. LANGKAH MERDEKA
1) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo
dan ketentuan langkah.
Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat
sesuatu yang dalam
keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi,
menghapus keringat). Langkah
merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar
kota/lapangan yang tidak rata.
Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2) Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan
……………….samakn langkah.
Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba
peringatan dan
pelaksanaan.
3) Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah
biasa.
J. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba
pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu
langkah. Sesudah ujung kaki
kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk
selanjutnya disesuaikan
dengan
langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu
hitungan.
Pionering
Bidang Tali Temali
Dalam
tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal
ini
sebenarnya
berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali
dengan
tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu,
balok,
bambu
dan sebagainya.
Macam
simpul dan kegunaannya
1.
Simpul ujung tali
Gunanya
agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2.
Simpul mati
Gunanya
untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3.
Simpul anyam
Gunanya
untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4.
Simpul anyam berganda
Gunanya
untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5.
Simpul erat
Gunanya
untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6.
Simpul kembar
Gunanya
untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7.
Simpul kursi
Gunanya
untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8.
Simpul penarik
Gunanya
untuk menarik benda yang cukup besar
9.
Simpul laso
Macam
Ikatan dan Kegunaannya
a.
Ikatan pangkal
Gunanya
untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini
dapat
juga.
digunakan untuk memulai suatu ikatan.
b.
Ikatan tiang
Gunanya
untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa
misalnya
untuk
mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
c.
Ikatan jangkar
Gunanya
untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
d.
Ikatan tambat
Gunanya
untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah
untuk
melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik
dan
bahkan
ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
e.
Ikatan tarik
Gunanya
untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya
kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
f.
Ikatan turki
Gunanya
untuk mengikat sapu lidi setangan leher
g.
Ikatan palang
h.
Ikatan canggah
i.
Ikatan silang
j.
Ikatan kaki tiga
Untuk gambar
macam-macam Simpul dan ikatan dapat dilihat di bawah ini.
ARTI
LAMBANG WOSM
(
The World Organization of the Movement )
1.
Kompas : Melambangkan suatu peringatan bagi Pandu/ Pramuka agar selalu
berbuat
kebenaran dan dapat dipercaya seperti fungsi kompas, serta tetap
menjaga
cita-citanya dan perannya sebagai penunjuk jalan.
2.
Treefoil / Bunga dengan Tiga Ujung : Melambangkan tiga janji Pandu / Scout
Promise
3.
Dua Bintang : melambangkan anggota Pandu/ Pramuka berupaya untuk dapat
memberi
penerangan dan menolong dalam kebenaran dan pengetahuan.
4.
Tali melingkar dengan ujung membentuk simpul mati : melambangkan bahwa
sesama
Pandu/ Pramuka mengadakan hubungan persahabatan dan persaudaraan
antar
Pramuka di seluruh dunia.
5.
Warna : Putih melambangkan jiwa yang berhati suci, sedangkan warna dasar ungu
melambngkan
bahwa Pandu/ Pramuka memiliki ketrampilan kepemimpinan dan
suka menolong orang
lain.
PERKEMAHAN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
Jadi anggota Pramuka tapi gak pernah berkemah rasanya
tidaklah lengkap, karena penerapan metode pendidikan
Kepramukaan salah satunya melalui kegiatan berkemah.
tujuan dan ssalah satu upaya penerapaasaran kegiatan
tentunya anda sudah mengenal betul. Namun demikian banyak
yang kurang memahami bagaimana tatacara berkemah yang
baik. Adakalanya bahkan memiliki resiko tinggi. Nah,
bagaimana berkemah yang benar ? untuk itu sekarang akan
kita bahas lebih lanjut.
A. Perkemahan mempunyai tujuan :
Memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsure
unsure alam
dan kebutuhan untuk melestarikannya , menjaga lingkungan dan
mengembangkan
sikap bertanggung jawab akan masa depan dan menghormati
keseimbangan alam.
Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapinya.
Menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya.
Menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan
membina
kerjasama dan rasa memiliki
B. Menurut Waktunya perkemahan dibagi dalam :
1. Perkemahan Satu Hari (PERSARI)
2. Perkemahan Sabtu Minggu (PERSAMI)
3. Perkemahan Jumat SabtuMinggu (PERJUSAMI)
4. Perkemahan lebih dari 3 hari
C. Jenis Perkemahan menurut tempatnya dibagi dalam :
1. Perkemahan menetap , dari awal sampai akhir tetap di tempat itu
2. Perkemahan Safari , berpindah pindah tempat
D. Perkemahan menurut peserta dan tingkatnya dibagi dalam :
1. Perkemahan untuk lomba
2. Perkemahan satu regu Penggalang
3. Perkemahan pasukan Penggalang/Ambalan Penegak/Racana Pandega
4. Perkemahan tingakat
ranting,cabang,daerah,nasional,kawasan(regional) dunia
E. Untuk perkemahan yang baik pentahapan yang harus ditempuh
adalah
1. Persiapan
a. Penentuan waktu, tempat, tujaun, dan biaya
b. Pengadaan peralatan, peninjauan lokasi
c. Pemberitahuan dan perijinan
d. Pembentukan Panitia
e. Memantapkan kesiapan mental, fisik, dan ketrampilan
2. Pelaksana
Pendayagunaan panitia pelaksana sesuai dengan bidang tugasnya
3. Acara
a. Acara harian menjelaskan acara poko secara garis besar
b. Acara kegiatan keseluruhan yang berisi perincian waktu dan
kegiatan selama
berkemah
c. acara perorangan dan kelompok
4. Pelaksanaan
Hendaknya dilaksanakan sesuai rencana menurut perkembangan keadaan
dan
diusahakan adanya acara pengganti atau tambahan serta factor
pengamanan dan
keselamatan peserta harus diprhatikan
5. Penyelesaian
Pembongkaran tenda tenda kebersihan lingkungannya dan pengecekan
pengembalian
barang barang pinjaman harus segera dilaksanakan secara tertib
dilanjutkan dengan
ucapan terima kasih
F. Syarat memilih tempat berkemah
1. Tanah rata atau sedikit miring berumput
2. Adapohon pelindung
3. Ada awluran pengeringan dan pembuangan air
Buku Materi Pramuka Penegak
Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04. 137- 04. 134 SMA Negeri 1
Purwodadi
PERSEMBAHAN
IKATAN ALUMNI BANTARA DAN DEWAN AMBALAN PANDAWA SRIKANDI
(Copyright
by drpsap_turtle 2010)
102
4. Dekat sumber air
5. Pemandangan menarik
6. Ada arena petualangan
7. Terjamin keamanannya
8. Tidak terlalu dekat dengan kampong dan jalan raya
9. Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan , pos keamanan
10. Letaknya membujur menurut arah mata angin
G. PERALATAN KEMAH
1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air.
2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat
dan mempunyai banyak
kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk
penahan dingin dan sholat, bagi
yang beragama islam.
4. Jaket tebal, dari bahan nilon berlapis kain dan berponco.
5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras).
6. Pakaian cadangan; masukan dalam plastic.
7. Peralatan makan; piring, sendok, garpu, gelas/mug, tempat
air.
8. Peralatan mandi; gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi,
sandal, handuk.
9. Peralatan masak; misting, kompor spiritus, kompor paraffin.
10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam
plastic.
12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin.
13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi
isyarat.
15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan
simpan dalam tabung bekas film
agar aman.
17. Ponco; berguna untuk jas hujan, tenda darurat, alat tidur
dan lain-lain. Jika tidak ada ponco,
bawalah plastic tebal selebar taplak meja.
18. Obat-obatan pribadi.
Kalo kamu berkemah, ya tentu saja harus bawa tenda dan sebelum
berangkat tenda diperiksa
dahulu apakah masih bagus atau sudah banyak dengan lubang/
robek. Berapa kebutuhan tali
dan pasak serta tongkat/ bambo untuk mendirikan tenda. Jika
Kotor tenda harus dicuci dahulu,
agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat,
perlengkapan/ barang di
cek, jangan ada yang teringgal.
H. Sebagai bahan evaluasi di masa mendatang , maka sebaiknya
dilakukan :
1. Mencata prestasi peserta kegiatan peserta didik
2. Perubahan sikap (Sebelum dan sesudah pulang kemah)
3. Melihat kesehatan pesrta
4. Faktor pendukung, kekurangan , kesalahan, dan hambatan
5.Laporan hasil berkemah disampaikan kepada orang tua peserta
didik
Catatan :Jangan dirikan tenda di Tepi jalan raya, Makam, Tepi
tebing/jurang, Dekat semak belukar
I. “Alam Lain”
Diakui atau tidak , perihal yang satu ini kerap terlupakan atau
dilupakan dalam
penyelenggaraan kegiatan terutama perkemahan. Hal ini biasanya
tidak dipermasalahkan
sampai akhirnya timbul masalah
Untuk mencegah kemungkinan munculnya gangguan adalah bijaksana
Panitia untuk
mengingatkan Panitia dan Peserta akan hal hal berikut ini :
1. Tetap menjaga rutinitas ibadah
2. Tetap menjaga komunikasi sesame anggota satuan dan
memperingatkansesama
anggota
3. Tidak melakukan pantangan pantangan yang biasanya menimbulkan
gangguan
4. Memberi penjelasan perihal kondisi metafisika di lokasi
Selain itu
perlu kiranya Panitia mengadakan ritual keagamaan sebagai pendekatan spiritual.
SURVIVAL
TUMBUHAN PENYELAMAT DI SAAT DARURAT
Aktivitas di alam terbuka sering memunculkan situasi darurat.
Tersesat, terhadang cuaca buruk,
atau kehabisan bekal. Jangan panik, tumbuhan liar hutan
menyediakan aneka daun, buah,
umbi, batang yang bisa dimakan, asalkan kita mengenal
ciri-cirinya.
Kalau Anda mengaku doyan menempuh rimba atau mendaki
gunung, pasti kenal dengan istilah survival, yaitu upaya
untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival
wajib dikuasai oleh para petualang untuk menghadapi situasi
darurat lantaran kehilangan orientasi atau kehabisan bekal.
Kiat hidup darurat ini penting, soalnya alam kerap sulit
diprediksi perilakunya, walaupun sejak awal Anda telah
mempersiapkan segala sesuatu secermat mungkin.
Misalnya peta lokasi, kompas, global positioning system
(alat untuk mengetahui posisi sesaat dengan bantuan
satelit), alat komunikasi (HT,HP), bekal, dan obat-obatan.
Dengan pengetahuan survival yang andal, Anda seperti
mempunyai jurus pamungkas yang sewaktu-waktu bisa
dikeluarkan di saat posisi terjepit. Sebagian dari ilmu survival
itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang
layak dan aman untuk dimakan.
Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan
berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki
kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika
ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya
akan berlipat-lipat. Dari
keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa
dimakan, dan ada yang
disarankan untuk dimakan.
Tak beracun = dimakan satwa
Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau
tidak untuk dimakan, ada
beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan.
Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh
satwa liar, adalah
tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya.
Sementara, tumbuhan yang
berbau tidak sedap dan bisa membuat
pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya
jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin
kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.
Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman
yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu,
atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang
keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan
tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah
lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.
Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin
Buah senggani (Melastoma sp.)
boleh
dimakan.
|
Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa,
kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya
bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna
putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan
siwalan).
Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga
banyak dijumpai di hutan.
Ciri-ciri Myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas.
Bunganya memiliki banyak
sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.
Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat
dalam keadaan darurat.
Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa
jenis dijadikan tanaman
hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan,
rasanya masam dan sedikit
pahit.
Beberapa
jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan
gatal
di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak
sembarangan
melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu
dalam
jumlah kecil. Hindari makan iles-iles
(Amorphophallus
sp.)
Tumbuhan
merambat dan melilit di pohon lain, bisa
Jamur liar jenis ini biasa
dikonsumsi masyarakat di P.
Padaidori,
Biak - Papua.
|
jarum
jam). Di antaranya gembili (Dioscorea aculeata),
gembolo
(Dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah
lilitannya
ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya
berduri,
harus ekstrahati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya
gadung
(Dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap
dapat
dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.
Sementara
keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan
beberapa
jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian
pula
pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.
Di
tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak
dimakan.
Tumbuhan
lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa (Passiflora sp.). Markisa
ini
adalah
tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak
(Annonaceae),
misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal
senggani
(Melastoma sp.), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan Hindari warna mencolok.
Selain
tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat.
Menurut
literatur,
sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang
enak
dimakan,
tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak
heran
bila
budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.
Untuk
mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan
tempat
tumbuhnya.
Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan
hewan
percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan
belantara,
mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang
ditemukan
itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa
dikonsumsi
masyarakat.
Untuk
menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu,
warna
payungnya
gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk
jamur
kuping
dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.
Bau
tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus
menunjukkan
jamur
tersebut tak layak konsumsi.
Tahukah
Anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya,
misalnya
jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti
payung
putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun
pada
jamur
ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang (Volvariella volvacea),
meski
mempunyai
cincin tetapi bisa dimakan.
Jamur
beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka
dapat
berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan
pada
perkakas
perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida
atau
sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur
beracun.
Petunjuk
lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.
Repotnya
jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit,
karena
dapat
menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan
jamur?
Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering
buang air kecil,
tubuh
lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur
cukup
ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari.
Sebelum
dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak
buruk
seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan
lantas
keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan
jalan
"dipancing-pancing". Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit
mungkin bisa juga
membantu mengurangi
kadar racun, kalau ada.
TEKNIK
MENGHEMAT TENAGA
Di
alam bebas, kita dapat melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi tingkat
keadaan
darurat.
Caranya:
1.
usahakan tubuh tetap kering, tubuh basah akan menguras energi
2.
usahakan membatasi keluar keringat berlebih, jangan melakukan hal yang tidak
perlu
3.
lakukan pekerjaan dengan tenang
4.
beristirahat yang cukup
5.
minum cairan yang hangat setelah dipanaskan
6.
pakai pelindung kepala/ topi
7.
lindungi diri dari tiupan angin dengan pakaian yang hangat dan tebal
8.
jangan panic
9.
banyaklah makan jika ada kesempatan
CARA
MENDAPATKAN AIR
Air
adalah factor penting dalam bertahan hidup di alam bebas. Tanpa makanan manusia
dapat
bertahan
lama di banding tanpa air minum. Cara mendapatkan air minum antara lain:
1.
memeras tumbuhan lumut untuk diambil airnya, kemudian di saring
2.
mengambil air rembesan dari tebing
3.
memotong batang pohon rotan secara miring, kemudian airnya di tadah
4.
meremas akar alang-alang, rumput gajah/ gelagah
5.
mengambil dari beberapa jenis talas-talasan
6.
menadah atau mengumpulkan air embun yang menempel pada daun di pagi hari
7.
menampung air hujan
8.
meminum air dari sungai kecil pegunungan
9.
mengambil air dari tumbuhan kantung semar
10.
mengambil air dari tebasan pohon pisang
catatan:
1.
jangan meminum air yang menggenang dan tidak mengalir
2.
air belerang dapat diminum tetapi cukup sedikit saja
3.
air laut tidak bias diminum karena akan menimbulkan rasa haus yang lebih
4.
jangan minum air sawah karena biasanya mengandung zat-zat beracun dari pupuk
dan
pestisida
BIVAK
Bivak
: suatu tempat dimana kita dapat berlindung sementara, guna melindungi dari
cuaca
buruk dan memberikan rasa aman.
Bahan
membuat bivak:
a.
dari alam : dahan, ranting dedaunan, batu-batuan, gua dan sebagainya
b.
dari bahan yang sudah ada: jas hujan, ponco, parasut
yang
perlu di perhatikan dalam membuat bivak:
1.
pemilihan tempat yang baik dan menguntungkan, seperti terhindar dari
hembusan
angin. mudah dilihat dari jauh (bila kita tersesat, memudahkan tim
pencari
menemukan kita)
2.
factor keamanan, bahaya pohon tumbang, banjir, longsor, dn sebagainya
3. kesehatan yang memenuhi syarat
Kompas
Kompas adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk menetapkan/menunjukkan arah mata angin. Seorang pengembara dan
ahli berkemah, harus mengetahui benar tentang Kompas. Dengan bersemboyan pada
Kompas, ia akan dapat mengikuti jalan yang tertera dalam Peta, maka ia tidak
akan tersesat dalam perjalanan/pengembaraan.
Bagian-bagian penting dari Kompas :
- Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
- Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
- Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
- Jarum Penunjuk, adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
- Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
- Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.
Cara Mempergunakan Kompas :
- Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET.
- Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca
pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 50o
dengan kaca dial.
Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai : - Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.
- Mengintai derajat Kompas pada Dial.
- Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar.
- Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol/tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung (keluar dari route) dengan tidak kehilangan jalur menuju 30o.
- Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam perialanan.
Cara melihat Kompas dan membidik sasaran
Rumus Back Azimuth/Back Reading
1.
Apabila sasaran kurang dari 180o
= ditambah 180o
0o - 180o = X + 180o
0o - 180o = X + 180o
2.
Apabila sasaran lebih dari 180o
= dikurang 180o
180o - 360o = X - 180o
Contoh :
30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o
240o sasaran baliknya adalah 240o - 180o = 60o
180o - 360o = X - 180o
Contoh :
30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o
240o sasaran baliknya adalah 240o - 180o = 60o
PENYAKIT-PENYAKIT RAKYAT YANG PENTING DAN CARA
PENCEGAHANNYA
A.
Malaria
Penyebab
parasit plasmodium yang
penularannya
melalui nyamuk ”
Anopeles”
Gejala
:
1.
Menggigil
2.
Puncak demam
3.
Keringat banyak
4.
Suhu badan turun
Pencegahan
1.
Memberantas nyamuk dan jentiknya
2.
Minum obat anti malaria
B.
TBC
Penyebab
basil (microbacterium) yang
menyerang
paru-paru, penularannya
melalui
pernafasan dan kontak dengan
penderita
Pencegahan
:
1.
vaksinasi pada anak/bayi dengan BCG
2.
Menghindari kontak dengan penderita
C.
Muntaber
Gejala
: Berak terus/sering atau berak
lebih
dari 2 kali dalam sehari
Tindakan
: Beri munuman oralit
Pencegahan
:
1.
Makan dan minum yang berair
2.
Perhatikan kebersihan lingkungan dan
pekarangan
3.
Sesudah menolong penderita, cuci
tangan
dengan bersih
D.
Demam Berdarah
Penyebab
: Virus yang ditulakan oleh
nyamauk
”Aides Aigepty”
Gejala
: Demam mendadak, tidak dapat
tidur,
timbul bintik-bintik
Pencegahan
:
1.
Memperbaiki higiene dan sanitasi
dengan
mendiadakan genangan air
2.
Pembasmian parasit diberantas dengan
obat
Abate
3.
Menggunakan penyemprotan melation
E.
Hepatitis
Gejala
: Demam, lemah, mual, ntampak
kuning,
suhu badan tinggi
Penularan
: Makanan yang tercemar dan
melalui
alat suntikan
F.
Disentri
Penyebab
: Bacillieri Dysentri atau
Amoeba
Dysentri yang vterdapat pada
makanan
yang telah dihinggapi lalat
Penularan
: Melalui sentuhan langsung,
lalat,
udara, air dan makanan
Pencagahan
:
1.
Minum air yang sudah dimasak
2.
Sesudah buang hajat tangan harus
dibersihkan
3.
Membunuh lalat
G.
Typus
Penyebab
: Basil Typus
Penularan
: Udara, makanan, lalat
Pencegahan
: Diasingkan dan diberi
suntikan
vaksin typus